Mohon tunggu...
Muhammad  Arsyad
Muhammad Arsyad Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang kapiran dan serabutan

Seorang kapiran dan serabutan. Masih Kuli-ah di IAIN Pekalongan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Dukun Terakhir

6 Januari 2020   16:27 Diperbarui: 6 Januari 2020   16:51 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya Rara Wisranti, putri bungsu Ki Darsi."

Sontak kang Tinus terkejut, ia sebagai yang paling tua sekaligus sahabat dekat Ki Darsi jelas mengenal perempuan itu.

"Neng Rawis, benarkah ini kamu?" tanya kang Tinus seolah tak percaya.

"Iya kang, saya anak perempuan Ki Darsi. Aki kerap memanggil saya Rawis." Kang Tinus pun berdiri.

"Walah, tidak terasa kamu sudah dewasa neng, semenjak dititipkan Ki Jasum di Gunung Lawu penampilanmu kok sedikit berubah?"

"Iya kang, sejak tak lagi merguru pada Ki Jasum, saya merantau ke kota, dan saya kembali ke Meduran karena ingin bertemu ayah saya. Tapi.."

"Sudah jangan menangis," kang Tinus menenangkan. "Biarkan ayahmu mengurus urusannya di sana."

Rawis pun dipersilakan duduk di warung. Kang Tinus dan yang lain mengajaknya berbicara panjang lebar. Kang Tinus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada Rawis, mulai dari kematian Ki Darsi, hingga apa yang sudah diperbuat Daespati, kakaknya. Rawis tercengang mendengar kelakuan kakaknya yang sama sekali tak mencerminkan anak Ki Darsi.Ia pun mencoba menerawang, dengan mengucap jejampian, ia berhasil memperlihatkan apa yang sebenarnya dilakukan Mahmudin di belakang warga.

"Apa itu neng?" tanya Pardun ketap-ketip matanya meihat tangan halus Rawis yang memancarkan cahaya.

"Lihatlah!" usai merapalkan jejampian, Rawis meminta orang di sana melihat ke arah telapak tangannya.

"Sialan! Keparat!" umpat kang Tinus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun