Hari ketiga,
semuanya terasa lebih cepat.
Sarapan jadi sunyi,
mata ibu sembab,
ayah tak banyak bicara
hanya menepuk bahuku sedikit lebih lama.
Koperku kembali penuh,
bukan dengan baju bersih saja,
tapi dengan doa-doa
yang mereka sisipkan diam-diam
di antara lipatan pakaian.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!