Mohon tunggu...
Lina Hafs
Lina Hafs Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Hanya seorang wanita sederhana yang senang menulis walau tak ada yang membaca...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Nabung untuk Nikah Karena Orangtua Tidak Mampu

7 Juni 2023   07:15 Diperbarui: 7 Juni 2023   07:25 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya sih tidak punya prinsif seperti apa yang menjadi tema tulisan kali ini. Nabung Bareng Pacar, bukan pilihan bagi saya walau tidak sedikit orang melakukannya. 

Bagi saya jika si do'i berniat melamar, maka dia harus mampu bertanggung jawab sepenuhnya, egoiskah..? Saya rasa tidak. Beda orang beda pilihan, beda prinsif. Beda lagi dengan staf suami saya yang memilih Nabung Bareng Pacar untuk biaya pernikahan mereka dan kelanjutannya seperti membeli rumah dan sebagainya.

Sebut saja namanya Ria dan Kholis, mereka sepasang kekasih yang membina asamara sejak masa kuliah. Awalnya sering mengerjakan tugas besar bersama, tentunya di Universitas dan Fakultas yang sama yaitu Universitas Mataram jurusan Tekhnik Sipil. Apa yang saya tulis adalah kisah nyata mereka berdua, karena baik Ria maupun Kholis sering bercerita tentang kehidupan mereka, mungkin mereka nyaman. 

Kisah percintaan yang penuh lika liku. Ria pernah di lamar lelaki lain yang sebenarnya bukan pacarnya. Lelaki mapan itu nekad menemui orang tua Ria dan melamar Ria. 

Baca juga: Salah Membenci

Keberaniannya melamar Ria tanpa diskusi terlebih dahulu dengan Ria mungkin juga di pengaruhi oleh rasa percaya dirinya karena merasa sudah sukses secara karir dan materi.

 Sosok Ria juga adalah anak yang sangat berbakti pada orang tuanya, itupun diketahui oleh si lelaki sukses itu. Hal itulah yang meyakinkan dia bahwa jika orang tuanya suka dan setuju maka Riapun akan manut atau nurut. Tetapi ternyata ibunya Ria menentang keras, karena ibunya Ria sudah terlanjur suka dengan karakter Kholis. Orangtua Riapun kompak menolak si lelaki mapan tersebut dan justru menuntut Kholis untuk segera menikahi Ria. 

Sayang sungguh di sayang, Kholis belum benar-benar siap secara materi untuk menikah, sedangkan biaya menikah zaman sekarang terbilang tinggi. Beda dengan zaman dulu yang penting ada saksi, penghulu, dan mas kawin pernikahan bisa di laksanakan. Tapi zaman sekarang lamaran aja ribet, kudu ada ini itu segala, harus pakai ini itu pula. 

Acara pernikahanpun demikian rupa, di tambah acara resepsi yang terkesan harus mewah, syarat dengan photografer, dayang-dayang dan banyaklah yang sebenarnya tidak tertulis di dalam kitab suci manapun. Itulah hidup dan gaya hidup yang semakin ke sini semakin norak dan berlebihan. Persaingan gaya hidup menjadi tren, orang yang tak mampupun tak luput dari persaingan... ah lucu tapi nyata.

Kebingungan kholis di pahami oleh Ria, sehingga Ria memutuskan untuk menabung bersama dengan pacarnya untuk biaya pernikahan mereka. Keduanya adalah konsultan bangunan di tempat suamiku bekerja. 

Seringkali mereka sharing tentang banyak hal pada suamiku, begitu juga dengan persoalan keuangan yang menjadi masalah utama. Keduanya bekerja dan mempunyai penghasilan yang cukup besar, namun keduanya juga mempunyai tanggungan pada keluarganya. 

Baca juga: Ibumu dan Do

Baik Kholis maupun Ria sama-sama merupakan anak pertama, dan keduanya juga bernasib sama yaitu menjadi tulang punggung keluarga. Bagaimana tidak, Kholis sekarang hanya memiliki bapak sedangkan ibunya meninggal sejak dia masih duduk di bangku SMP. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun