Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Joget DPR: Simbol Ekspresi atau Neon Lamp Insentif?

19 Agustus 2025   19:21 Diperbarui: 19 Agustus 2025   19:21 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Dalam demokrasi, rakyat punya hak tertawa---apalagi kalau yang ditertawakan memang lucu."Begitulah ironi paling tajam yang bisa kita petik dari tarian spontan---atau setidaknya tampak begitu---para anggota DPR saat musik pengiring penutup sidang terdengar. Momen itu langsung jadi memes, dijadikan bahan lelucon, bahkan simbol betapa jauh jurang antara mereka dengan rakyat biasa yang tengah berjuang menyambung hidup.

Money Talks, Dance Walks

Sebelum joget dimulai, publik sudah dihinggapi rumor: para wakil rakyat ini memperoleh tunjangan perumahan baru---pengganti rumah jabatan mereka yang dihapus. "Tak ada yang kebetulan," kata banyak netizen; kalau bukan mau pamer, lalu kenapa harus joget?

Fakta: Sejak periode DPR 2024--2029, rumah jabatan dihapus dan diganti dengan tunjangan perumahan yang masuk ke komponen gaji bulanan anggota legislatif . Meski nominal pastinya belum ditetapkan, spekulasi publik menyebut "bisa tembus Rp 50 juta/bulan" . Artinya, dengan estimasi Rp 50 juta, mereka secara teori bisa sewa rumah mewah di Kemang, Pondok Indah, atau Kebayoran Baru---lengkap dengan kolam renang dan garasi luas . Nada sarkastik masyarakat: "Mereka joget karena merasa hidupnya sudah 'aman'."

Kepercayaan Rakyat: DPR di Dasar... Lagi

Kalau joget semacam ini bukan aksi publisitas, kenapa pula sebagian besar rakyat bereaksi defensif---dan sinis? Jawabannya: karena DPR memang juaranya lembaga paling tidak dipercaya.

Survei Indikator Politik (Januari 2025) mencantumkan DPR di peringkat ke-10 dari 11 lembaga negara dalam hal kepercayaan publik . Hasil Indikator lainnya (Mei 2025) menyatakan DPR berada dalam kelompok lembaga dengan angka kepercayaan terendah, bersama Polri . Sebelumnya, survei LSI dan lainnya menempatkan DPR dan partai politik sebagai lembaga dengan kepercayaan publik paling rendah .

Publik Butuh Lebih dari Joget

Sekilas, joget mungkin tampak harmless---hiburan sejenak setelah rapat panjang. Tapi dalam konteks tekanan biaya hidup, sulitnya beli rumah, dan krisis kepercayaan terhadap wakil rakyat, sikap seperti itu jadi pedang bermata dua:

Satu sisi, memunculkan "varietas" demokrasi: wakil rakyat punya rasa humor juga---sehat.

Lain sisi, menjadi simbol ketidakpekaan: rakyat menunggu janji, bukannya "tarian" saat media kamera siap mengabadikan.

Rakyat tidak butuh jargon seperti "DPR Modern", tapi perbaikan nyata yang menghasilkan kinerja memadai .

> "They who can give up essential liberty to obtain a little temporary safety deserve neither liberty nor safety."
--- Benjamin Franklin

Analogi yang bisa diambil: ketika DPR "menari" demi sensasi, apakah itu bentuk pengabdian atau penghiburan sementara---sementara esensi kedewanan (kepercayaan, kepekaan, kerja nyata) justru dikorbankan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun