Beberapa hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas warga Solo puas terhadap kepemimpinan Gibran. Survei LSI Denny JA pada 2022 menunjukkan tingkat kepuasan mencapai 85%. Gibran dinilai sukses dalam tata kelola kota, infrastruktur, digitalisasi pelayanan publik, dan respons terhadap pandemi COVID-19.
---
Peran Gibran: Pelengkap, Bukan Penghambat
Jika dilihat dari pendekatan teknokratis, Prabowo dan Gibran justru bisa menjadi pasangan yang saling melengkapi. Prabowo adalah tokoh militer senior dengan basis kekuatan dan jaringan luas di tingkat nasional dan internasional. Sementara Gibran membawa semangat muda, koneksi digital generasi Z, serta gaya kepemimpinan lapangan yang responsif.
Dalam masa transisi pemerintahan pun, Gibran aktif berkunjung ke berbagai daerah, mendengar langsung aspirasi masyarakat, dan berkomitmen mendorong percepatan proyek nasional seperti Ibu Kota Nusantara (IKN) serta hilirisasi industri. Apakah itu disebut tidak efektif?
---
Kritik dan Demokrasi: Boleh Kritis, Tapi Jangan Reduksi
Garin Nugroho, sebagai seniman, tentu berhak menyampaikan pandangan politik. Namun seperti halnya kritik terhadap film, pandangan juga harus didasari oleh data dan objektivitas, bukan drama semata. Jangan sampai demokrasi dijalankan dengan narasi yang hanya melihat hitam dan putih, tanpa ruang untuk gradasi dan fakta yang lebih utuh.
Seperti kata Aristoteles, "Keadilan adalah kebaikan tertinggi dalam masyarakat. Ia terletak di tengah antara kekurangan dan kelebihan." Maka kritik pun harus bersandar pada keadilan --- bukan sekadar dramatisasi ketidakpuasan.
---
Epilog: Demokrasi Butuh Kedewasaan
Demokrasi bukan hanya soal siapa yang menang atau kalah, tapi bagaimana menghormati prosesnya. Menyarankan seorang Wapres terpilih untuk mundur sebelum bekerja, hanya karena sekelompok orang tidak suka, adalah bentuk penolakan terhadap kedaulatan rakyat.
Jika kita benar-benar ingin menjaga demokrasi tetap hidup, mari kita awasi, kritisi, dan beri masukan konstruktif pada pemimpin yang telah dipilih oleh rakyat. Bukan dengan menggiring opini dramatis yang merusak legitimasi.
"Bukan kehormatan yang membuat seseorang jujur. Tapi kejujuranlah yang membuat seseorang terhormat."
--- Bung Hatta