Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kembali Jokowi "Diseret" di Polemik Tambang Nikel Papua, Mengapa?

10 Juni 2025   08:16 Diperbarui: 10 Juni 2025   08:16 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Info pemilik Kapal JKW Mahakam (Kompas)

2. Kekhawatiran terhadap pengaruh Jokowi: Meskipun bukan lagi presiden, figur Jokowi masih menjadi salah satu aktor politik yang kuat. Lobi global, relasi internasional, dan elektabilitasnya dinilai bisa menganggu poros kekuasaan atau otoritas baru. Karakter popularitas itu sendiri bisa memicu serangan berkelanjutan.

3. Budaya Hoaks & Politisasi Media Sosial: Menurut Onora O'Neill, "Trust is like a paper, once crumpled, it can't be perfect again." Kepercayaan publik terhadap tokoh politik mudah rusak, selanjutnya narasi hoaks bisa dengan cepat diturunkan citra tanpa perlu bukti kuat.

4. Agenda lingkungan dan pertambangan: Sorotan atas izin tambang nikel di pulau kecil dengan status konservasi (Pulau Gag) memicu emosi publik. Menyasar figur publik yang dikenal karena legitimasi politik kuat menjadi salah satu cara untuk mengekang arus kritik tersebut.

---

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

1. Kritisi Informasi, Bukan Tokoh: Pisahkan narasi kapal yang viral dan fakta kepemilikan. Cek database resmi (Ditkapel, BEI, vessel tracking) sebelum ikut menyebar.

2. Diseminasi Data yang Tegas: Media dan publik cerdas perlu terus menyalurkan klarifikasi seperti milik Kompas dan Bisnis.com.

3. Tingkatkan Literasi Digital: Ajarkan masyarakat memverifikasi klaim viral dan jangan cepat turuti narasi berdasarkan nama saja.

4. Pertahankan Perspektif Filosofis: Mengutip Aristoteles, "It is the mark of an educated mind to be able to entertain a thought without accepting it." Kita harus bisa menguji informasi sebelum menerima.

---

Akhir Kata 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun