Di sisi lain, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) kembali menyoroti kondisi buruh media: upah rendah, status kerja tak jelas, hingga PHK sepihak. Nasib pekerja informal pun tak kalah mengenaskan---sering tak tersentuh perlindungan hukum dan jaminan sosial.
Tuntutan penghapusan Omnibus Law Cipta Kerja tetap lantang terdengar. Bagi buruh, undang-undang ini simbol ketidakadilan yang dilegalkan.
---
Pengawasan dan Konsistensi, Kunci dari Segala Janji
Janji bisa menenangkan, tapi implementasi adalah ujian sejati. Kehadiran Prabowo di tengah buruh memang langkah simbolis yang kuat, namun publik akan menilai konsistensinya dalam waktu dekat.
Peneliti senior dari Pusat Riset Politik BRIN, Lili Romli, menyebut bahwa langkah ini bisa membangun kepercayaan baru antara negara dan kelas pekerja. Namun, ia mengingatkan, "Tanpa perubahan konkret dalam kebijakan, ini hanya jadi panggung pencitraan belaka."
---
Momentum Langka yang Harus Dijaga
May Day 2025 bukan sekadar pesta tahunan. Ini momen langka: presiden hadir, buruh bersatu, dan dunia menyaksikan. Tapi harapan bukan barang murah. Ia harus ditebus dengan kebijakan nyata, keberpihakan tegas, dan keberanian melawan arus status quo.
Prabowo telah memulai sesuatu. Tapi apakah ini awal dari era baru keadilan sosial, atau sekadar babak baru dari cerita lama yang tak berubah?.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI