Mohon tunggu...
mariska duwi arifin
mariska duwi arifin Mohon Tunggu... ASN PUSTAKAWAN PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

Mari membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kharakteristik Repositori Institusi Yang Digunakan Oleh Perpustakaan Perguruan Tinggi

28 Agustus 2025   09:43 Diperbarui: 28 Agustus 2025   09:42 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lembaga  perpustakaan  perguruan tinggi  mutlak  menjadi  katalis  dalam proses  komunikasi  ilmiah.  Perpustakaan  sebagai  lembaga  yang  menjadi  penyedia sumber informasi ilmiah, harus mampu mengoptimalkan fungsinya untuk mendukung kegiatan  riset.  Perpustakaan dalam perguruan tinggi  mempunyai tugas dalam diseminasi  berbagai media komunikasi ilmiah baik tekstual dan elektronik agar optimal dimanfaatkan para peneliti.   Perpustakaan   akan   menjadi   bagian   yang   tidak   terpisahkan      dalam komunikasi ilmiah. Kini ditengah-tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti istitusi-institusi di dunia berlomba-lomba mendirikan Repositori Institusi untuk mnyebarluaskan karya intelektual hasil civitas akademika di lingkungannya.

Crow dalam Institutional Repositories: Towards the Identification of Critical Success Factors karya Kathleen Shearer  mendefinisikan beberapa karakteristik Repositori Institusi, antara lain:

OPEN ACCESS 

Repositori institusi pada umumnya memiliki karakteristik open access, yaitu semua karya-karya yang terdapat dalam repository biasanya dapat di akses oleh khalayak umum, sehingga hal ini tentu memberikan kemudahan kepada pengguna terutama dalam proses pencarian informasi.

DIGITAL CONTENT

Konten  dari repository institusi berbentuk digital. Seperti yang banyak di ketahui, bahwa tujuan dibuatnya repositori institusi adalah menghemat ruang untuk menyimpan karya-karya atau dokumen-dokumen ilmiah sekaligus mengurangi penggunaan kertas yang juga di rasa tidak ramah lingkungan atau paperless.

INTEROPERABLE

Tantangan yang ditimbulkan oleh penyimpanan dan penemuan kembali adalah bentuk pengorganisasian kegiatan penyimpanan dalam Repositori Institusi. Banyak dari institusi atau perguruan tinggi mengadopsi Model OAIS (Open Archival Information System) dan menjalankan konsep keseksamaan, khususnya yang berkaitan dengan pengolahan metadata. Hal ini dimaksudkan pada kemudahan pertukaran dan penggunaan pengetahuan yang mungkin tersebar dalam berbagai lokasi, dengan memakai protokol atau kesepakatan, misalnya protokol yang dikenal dengan nama The Open Archives Initiative's Protocol for Metadata Harvesting (OAI-PMH). Pada saat sebuah repositori mengikuti standar OAIM-PMH maka mesin-mesin permanen (harvesters) yang dijalankan dapat mengumpulkan informasi metadata yang ada dan menyelaraskan informasi tentang metadata tersebut dengan yang di dapat dari repository institusi lain. Saat ini OAI-PMH sudah diterima secara cukup meluas, dan terutama memang digunakan bersama-sama metadata Dublin Core untuk karya-karya ilmiah.

KUMULATIF DAN TERUS MENERUS (ABADI)

Repositori Institusi dibuat untuk melestarikan dan memudahkan dalam mengakses koleksi digital untuk jangka panjang. Sifat kumulatif pada Repositori Institusi menyiratkan bahawa infrastruktur dari repositori adalah scaleable. Namun tidak berarti bahwa semua konten akan dapat diakses terus-menerus secara universal.

ILMIAH

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun