Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa pengaruh besar terhadap kemajuan pengetahuan dan pola pikir manusia yang mengarah pada keterbukaan akses literatur ilmiah. Akhir-akhir ini, jumlah dari starategi alternative untuk sistem penerbitan ilmiah tradisional mengalami perkembangan. Diantaranya adalah model Repositori Institusi, yang mana menjanjikan banyak keuntungan untuk para ilmuwan dan sarjana, terutama mereka yang berasal dari negara berkembang.
Repositori institusi merupakan istilah yang diciptakan oleh Scholarly Publishing for Academic Resources Coalition (SPARC) berfungsi sebagai "digital collections capturing and preserving the intellectual output of a single or multi-university community" yaitu menangkap dan melestarikan koleksi digital karya intelektual dari satu atau komunitas berbagai universitas. Sehingga repositori institusi bisa dikatakan sebagai model menyimpan hasil penelitian dari sebuah lembaga riset yang diberikan kepada univeristas.
Repositori dapat diartikan sebagai tempat penyimpanan, dimana dalam istilah kepustakawanan diartikan sebagai tempat untuk menyimpan dan memelihara dokumen atau informasi untuk dapat digunakan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Reizt, "repository is the physical space (building, room, area, reserved for permanent documents, papers, photographs etc)." Repositori institusi dipandang sebagai suatu layanan yang diberikan oleh universitas dalam hal pengelolaan dan penyebaran informasi dalam bentuk digital berupa karya ilmiah lokal hasil sivitas akademi (gray literature). Sedangkan menurut Pendit (2009), istilah Institutional Repository atau "Simpanan Kelembagaan" merujuk ke sebuah kegiatan menghimpun dan melestarikan koleksi digital yang merupakan hasil karya intelektual dari sebuah komunitas tertentu.
Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa repositori institusi merupakan suatu penyimpanan dan pengelolaan informasi atau dokumen yang digunakan sebagai sarana untuk menyebarluaskan hasil karya intelektual suatu institusi dalam format digital.
Repositori institusi memiliki ciri khas atau karakteristik yaitu Open Access, sehingga dengan adanya repositori institusi semua orang dari berbagai penjuru atau dari berbagai institusi dapat memanfaatkan repositori yang dimiliki oleh sebuah institusi terutama kaitannya dalam hal pencarian informasi atau dengan kata lain, repositori menciptakan  kemudahan akses bagi setiap penggunannya.
Saat ini, terdapat beberapa institusi perguruan tinggi utamanya yang sudah banyak menerapkan repositori sebagai wadah untuk menyimpan dokumen atau karya-karya ilmiah yang dimiliki. Salah satunya contohnya adalah Institut Pertanian Bogor (IPB) yang dinobatkan sebagai salah satu institusi yang memiliki repositori terbaik di Asia Tenggara dalam perangkingan Webometrics dalam hal perangkingan Web Repositori. Repositori Institusi dijadikan sebagai sarana dalam melakukan komunikasi ilmiah karya-karya yang dihasilkan dari civitas akademika. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, repositori ilmiah menjadi sarana yang efektif dalam penyebaran informasi yang sifatnya ilmiah karena repositori institusi yang menerapkan asas pemanfaatan koleksi secara bersama. (MDAP)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI