![KEKUASAAN KATA [5]: Buku Kecil di Meja Guru](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2025/09/18/file05152b08-f028-41e6-a465-5d3f97248571-68cb9222c925c462da1f48b6.png?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
Isu tentang "manusia kanibal di Luwu Timur" sempat mengguncang warganet dan membuat keresahan di banyak grup media sosial. Artikel ini menelusuri dari mana kabar itu bermula, bagaimana ia menyebar begitu cepat, serta apa dampak sosial yang ditimbulkan sebelum akhirnya fakta sebenarnya terungkap.
---------
Beberapa hari terakhir, warga Luwu Timur dibuat resah oleh beredarnya pesan berantai di WhatsApp dan media sosial. Pesan itu menyebut adanya "manusia kanibal" yang mencari anak-anak di sejumlah wilayah.
Narasinya dibuat sedemikian rupa sehingga menimbulkan ketakutan luar biasa. Ada pula foto-foto beberapa orang dengan wajah buram yang diklaim sebagai pelaku.
Banyak warga, terutama orang tua, mulai panik. Anak-anak dilarang keluar rumah sore hari. Beberapa orang bahkan mengaku melihat "mobil mencurigakan" melintas di desa mereka --- sesuatu yang kemudian, ternyata, tidak pernah terbukti.
---
Bagaimana Isu Ini Menyebar
Awalnya hanya satu dua pesan yang beredar di grup keluarga. Tapi seperti bola salju, kabar itu menyebar cepat ke berbagai grup komunitas, sekolah, hingga pasar.
Tanpa ada verifikasi, pesan itu terus diteruskan dari satu orang ke orang lain, seolah-olah ancaman itu nyata.
Narasi yang menakutkan dan menyentuh sisi emosional --- terutama karena menyangkut anak-anak --- membuat banyak orang lupa melakukan hal paling sederhana: memeriksa kebenaran sumbernya.
Beberapa akun media sosial lokal ikut memperkuat isu ini dengan mengunggah ulang pesan dan foto yang sama, tanpa konfirmasi ke pihak berwenang. Dalam waktu singkat, cerita tentang "manusia kanibal" menjelma jadi ketakutan massal.
