Mohon tunggu...
marisa christina tapilouw
marisa christina tapilouw Mohon Tunggu... Dosen

Seorang praktisi dan pengamat pendidikan yang memiliki perhatian khusus terhadap pembelajaran IPA. Fokus kajian terletak pada keterlaksanaan kurikulum, pengembangan pembelajaran IPA yang menyenangkan dan masalah lingkungan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kaitan lingkungan hidup dengan Sustainable Development Goals

28 Mei 2025   15:31 Diperbarui: 28 Mei 2025   15:30 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SDGs Zero Hunger (sumber: https://www.unep.org/topics/sustainable-development-goals/why-do-sustainable-development-goals-matter/goal-2)

Lingkungan hidup menjadi kebutuhan untuk kelangsungan kehidupan seluruh makhluk hidup di Bumi, baik manusia ataupun organisme hidup lainnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang memengaruhi peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Definisi lain yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas organisme hidup, seperti tumbuhan, hewan, dan manusia. Karena peran penting lingkungan hidup, lingkungan hidup Lestari menjamin kelangsungan kehidupan di Bumi. Untuk memenuhi kebutuhan pangan, manusia membutuhkan hewan dan tumbuhan sebagai sumber pangan. Ketersediaan pangan ini dapat ditempuh dengan adanya pertanian dan tentu saja pertanian berwawasan lingkungan.

Secara keseluruhan, kualitas lingkungan hidup yang menurun dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkan kebutuhan pangan dihantui oleh kelangkaan sumber pangan (hewan dan tumbuhan) yang terus berlangsung di seluruh dunia. Salah satu tujuan hidup berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang digagas oleh the United Nations yaitu Zero hunger.  Dalam tujuan ini, dijelaskan tentang menciptakan dunia bebas kelaparan pada tahun 2030. Isu global tentang kelaparan dan ketahanan pangan meningkat sejak tahun 2015, sebagai kombinasi faktor yang meliputi pandemi, konflik, perubahan iklim dan kesenjangan. Pada tahun 2030, diharapkan sistem produksi pangan yang berkelanjutan dan raktek pertanian diterapkan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas, membantu menjaga ekosistem, memperkuat kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim, cuaca ekstrem, kekeringan, banjir, dan bencana lainnya, serta secara progresif memperbaiki kualitas tanah dan lahan.

Degradasi lingkungan yang massif terjadi dapat menimbulkan kelangkaan lahan pertanian. Manusia harus berupaya melakukan pertanian di lahan terbatas dan berwawasan lingkungan hidup. Selain itu, pemanfaatan air dan siklus nutrisi secara optimal untuk pertanian dapat mengurangi dampak negatif pertanian bagi lingkungan hidup. Dalam SDGs Zero Hunger, (1) bertujuan menghapus kelaparan, menjamin ketahanan pangan, meningkatkan nutrisi dan pertanian berkelanjutan; (2) aquaponic secara efektif dapat memproduksi pangan (sayur dan ikan) dan menghasilkan pendapatan yang layak; (3) fokus pada perlindungan lingkungan hidup (https://www.1h2o3.com).

Pertanian berkelanjutan tentu saja pertanian berwawasan lingkungan hidup. Akuaponik dapat menjadi salah satu Solusi dalam dukungan terhadap SDGs Zero hunger. Aquaponik memanfaatkan air dan siklus biogeokimia dalam memproduksi sumber pangan untuk kehidupan manusia. Bagaimana upaya kita memanfaatkan air, siklus biogeokimia untuk keberlanjutan hidup terutama lingkungan? Pemanfaatan air melalui akuaponik dapat berkontribusi positif untuk mengatasi “krisis pangan” Lalu apa peran kita sebagai warga bumi dalam mengatasi permasalahan krisis pangan di sekitar kita? Melalui modul ini, diharapkan timbul kesadaran pembaca dalam memahami akuaponik sebagai Upaya mendukung ketahanan pangan. Kajian akuaponik dari berbagai sisi di antaranya prinsip, siklus materi dalam akuaponik, kebutuhan tanaman, ikan dan akuaponik dalam pembelajaran lingkungan hidup.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun