Frustrasi..
Terluka...
Aku memang yakin, kisah-kisah cinta yang indah tanpa rasa sakit duka dan luka, hanya ada dalam dunia cerita dongeng. Sebab, dalam kenyataannya, cinta itu tak semanis buah bibir para pujangga atau penyair. Lihat saja! Diriku serasa tengah berjalan diatas paku-paku dan beling-beling tajam, menusuk terlalu dalam hingga terasa amat perih.Â
Bak telapak tanpa kasut, berjalan di atasnya setapak demi setapak pedih amat tercampak, memendap pedih kelu saat dia menghilang dan tak mungkin kembali. Laksana dewi malam, ia pun turut menggeliat duka saat mengetahui diriku adalah bukanlah diriku seutuhnya.
Melarangnya untuk pergi meninggalkanku atau tetap berada di sampingku bukanlah hal yang terbaik. Kubiarkan tangan Tuhan menuntun dengan cara yang indah. Aku paham, ada hal yang memang tak akan bisa diputar mundur kembali dan aku harus belajar mengikhaskannya.Â
Melepaskannya dengan rasa ikhlas yang tulus bukan pertanda aku sudah tak mencintai lagi, tetapi semata-mata ada sesuatu yang memang tidak bisa dipaksakan. Namun, sampai kapan pun, aku akan tetap mencintainya. Ya, hanya mencintainya.
Apapun itu, dia tetaplah menjadi yang paling baik untuk sejumput kisah di hari-hari yang telah berlalu. Dan akulah sosok yang mungkin selalu mendulang kembali kisah masa itu, walaupun pelangi tidak mesti selalu ada.