Mohon tunggu...
Marina Novianti
Marina Novianti Mohon Tunggu...

ciptaanNya yang bersyukur.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gunung dan Matahari

3 Juni 2014   20:12 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:45 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

gunung tak ingin muncul sedari tadi
bergelung ia di balik selimut kabut
jemari matahari mulai menjalari
lekuk hijau di tubuh berbatu

ayo, sayang, bujuk matahari
bangunlah. anak manusia sudah menunggu
mereka tak sabar ingin bermimpi
ulurkan tangan menjamah lereng-lerengmu

gunung menghela napas pedih
keluhnya, mereka semua datang dan pergi
jejak mereka hanya sekali, lalu hilang
yang tersisa lukaku. luka mereka. kematian.

gunung murung. hijaunya hijau tua
matahari rentangkan jemari sinarnya
tersenyum, merengkuh gunung sepenuh,
suatu hari mereka pulang padamu, bu.

MN, Mei 2014

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun