Mohon tunggu...
M. Hamse
M. Hamse Mohon Tunggu... Guru - Hobi Menulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teriakan Keadilan

27 Maret 2024   17:03 Diperbarui: 27 Maret 2024   17:03 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac


        Jiwa pemberontakanku meronta-ronta. Semangatku menyala-nyala. "Turunkan...turunkan...turunkan...turunkan  Pak Kades," teriakku diikuti ratusan massa di di depan balai desa. Aku dan kroni-kroniku terus berteriak. Hari ini kami kompak turun ke jalan menolak cara kepemimpinan Pak Joni, kades kami.
      "Dasar penjilat!" teriakku memimpin demonstrasi. Massa pun ikut-ikutan berteriak. Sumpah serapah memenuhi jalan raya.
     "Dana desa untuk desa. Dana desa untuk membangun jalan desa, bukan untuk kuliah anak kepala desa. Lenyapkan korupsi, lenyapkan kolusi, lenyapkan nepitisme," teriakku diikuti massa demonstrasi.
      Aku tak peduli suaraku habis, kerongkonganku kering. Aku hanya peduli keadilan! Aku terus memimpin massa berteriak di depan balai desa.
       "Apa katamu?" tanyaku kepada temanku saat ia berbisik kepadaku. Aku tidak mendengarnya, suara riuh massa sangat memekak.
       "Apa dananya sudah masuk rekening?" teriak temanku.
        Massa lain menoleh, aku segera menimpali.
        "Kiriman adikku dari rantuan," jelasku.
        Aku terus berteriak dan sesekali mengumpat. Beberapa orang mulai melempar balai desa. Beberapa juga membakar ban bekas. Suasana makin kacau tak terkendali. Pak Joni menenangkan massa tapi tak digubris.
        "Pek!" satu lemparan batu mengenai kepala Pak Joni.
         Massa terus mendesak hendak mengeroyok beberapa staf desa. Tak lama berselang, seorang tentara  lengkap senpinya menerbos massa. Semua berlarian tak tentu arah. Aku masih menggenggam batu yang dari tadi tak kulempar, karena memang aku tidak berniat melakukan vandalisme.
       Satu gebukan menghantam kepalaku diiring tendangan. Aku tak kuasa melawan. Aku diborgol. Ponselku berdering.
       "Aku transfer uangnya bulan depan," chat Pak Rick, calon kades gagal pemilihan beberapa bulan lalu.

27 Maret 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun