Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Freelancer - Volunteer Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menelusuri Jejak "Hero" Lokal di Sepanjang Pantura

11 Desember 2018   08:19 Diperbarui: 11 Desember 2018   14:16 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siti Marini dan aktivitasnya (dok. Maria G Soemitro)

Mengingatkan pendidikan lingkungan hidup seharusnya diberikan sejak usia dini. Agar kelak, mereka berperilaku ramah lingkungan. Tidak sekadar membuang sampah pada tempatnya, tetapi mampu mengelola sampahnya.

Dibantu Pertamina EP Subang, Siti Marini, S.Pd. kepala Sekolah Alam Al Firdaus membuat modul pembelajaran khusus bagi murid-muridnya. Mulai mencuci tangan dengan benar, P3K hingga pemahaman yang benar mengenai sampah.

Apa saja?

- Murid Sekolah Alam Al Firdaus menyetor sampah anorganik sebagai iuran sekolah. Sampah yang terkumpul akan dibukukan dalam bank sampah untuk membiayai kebutuhan belajar mengajar.

- Zero waste lifestyle atau perilaku nol sampah juga menjadi salah satu mata pelajaran yang dipraktekkan dalam kebiasaan sehari-hari.

- Bagaimana mengatasi sampah anorganik yang tidak bisa dijual oleh bank sampah, seperti limbah kemasan kopi? Nah, ini menjadi aktivitas orang tua murid yang harus menunggu anak-anaknya. Mereka menganyam aneka limbah menjadi berbagai kerajinan.


- 70 persen sampah di Indonesia terdiri dari sampah organik. Sekolah Alam Al Firdaus memiliki area komposting dan berkebun. Agar anak-anak dapat mengetahui dan mempraktekan pengelolaan sampah sejak dini.

Berkat Pertamina EP Subang, semua fasilitas dapat terealisasi. Bangunan sekolah sesuai persyaratan. Sehingga Siti Marini tidak lagi harus berkutat dengan bangunan PAUD yang rentan roboh.

Bangunan serta fasilitas lengkap nan nyaman juga membuat orang tua terdorong untuk menyekolahkan anaknya. Karena dulu, sebelum Sekolah Alam Al Firdaus berdiri, Siti Marini harus berjuang mengumpulkan anak didik yang cenderung mengikuti kegiatan orang tua di sawah, dibanding pergi ke sekolah.

Usup Supriatna dan tambak polikutur (dok.Maria G Soemitro)
Usup Supriatna dan tambak polikutur (dok.Maria G Soemitro)
Pahlawan Rumput Laut dari Desa Sedari

Siang hari. Matahari asyik memaparkan sinarnya. Terasa terik. Namun tak membuat 2 sosok lelaki di pinggir tambak, mengurangi ritme kerja. Mereka sedang memasukkan gundukan rumput laut ke dalam karung- karung. Semakin banyak karung yang terisi, berarti upah yang diterima akan semakin banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun