Mohon tunggu...
Maria Margan
Maria Margan Mohon Tunggu... Lainnya - Sekedar belajar menulis.

Live like a Dandelion. Never give up and always hope for everything in all circumstances.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentakosta, Kespel dan Politik, Apa hubungannya?

28 Mei 2023   16:05 Diperbarui: 28 Mei 2023   16:02 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari : gkjw.or.id

 Yang menurut saya salah adalah pendapat jika bahasa Roh ini bisa dipelajari dan dihafalkan.  Karena bahasa roh itu salah satu rupa/bentuk dari karunia/kado/pemberian, jadi bukan sesuatu bidang ilmu yang bisa diturunkan dengan mempelajarinya dan menghafalkannya.  Tapi perlu ketekunan dalam membangun hubungan intim dengan Roh Kudus itu sendiri, dan perlu pengenalan pribadi dan kepekaan diri terhadap kehadiran pribadi Roh Kudus itu sendiri. 

Jadi salahkah berbahasa roh dalam ibadah gereja ? Tentu saja tidak. Dan apakah gereja yang dalam ibadahnya adem ayem berarti tidak ada urapan Roh Kudus. Tentu saja tidak benar. 

Karena saya yakin semua orang dapat memperoleh rupa-rupa karunia Roh Kudus tersebut tak pandang dari denominasi gereja manapun. Dan apapun bentuk/wujud/rupa karunianya itu berasal dari Roh yang satu dan sama yaitu Roh Allah sendiri. Kita hanya perlu mengenal lebih dekat, bergaul intim dengan Roh Kudus dalam bentuk pujian dan penyembahan yang tak putus-putusnya. Peka merasakan hadiratNYA. Dan tentu saja karena kita sedang terhubung dengan Roh Kudus, maka tidak hanya tubuh dan pikiran kita saja yang menyembah, tetapi roh kita pun harus ikut menyembah. 

Ilustrasi gambar dari : gkjw.or.id
Ilustrasi gambar dari : gkjw.or.id

Seperti sudah saya kutip di atas, bahwa Melayani juga merupakan bentuk rupa karunia Roh Kudus, di gereja kami pun saat ini sedang memasuki bulan kesaksian dan pelayanan. Momen bulan kesaksian dan pelayanan ini merupakan agenda program rutin gereja kami setiap tahunnya, dan dimulainya sejak momen peringatan hari Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga.   Maka pada saat itu pasti dimulai program Kespel di gereja kami. Saya secara pribadi berharap momen bulan Kespel ini tidak hanya menjadi agenda rutinitas gereja tiap tahun saja. Supaya gereja tampak hidup dan aktif karena program-program kegiatannya yang padat. Lalu endingnya kehilangan makna visi dan misi kesaksian dan pelayanan yang sejati. Yaitu agar lebih banyak orang yang belum kenal Kristus menjadi tahu tentang Kristus, dan goalnya adalah mereka tidak sekedar tahu tapi juga mengenal dan menadi percaya pada Kristus. Angel.. angel... abot.. abot... 

Secara akhir-akhir ini kita temui banyak yang logout daripada yang login hehehehe... dengan berbagai macam motivasi dan alasan mereka. Dan yang lebih sering adalah karena pernikahan . 


Tapi dalam momen bulan Kespel ini menjadi sebuah kesempatan untuk syiar tentang bagaimana kasih Kristus diwujud nyatakan dalam pelayanan terhadap sesama. Yang paling nyata bisa dilakukan ya dalam bentuk kegiatan kemanusiaan. Antara lain berbagi kasih melalui bagi-bagi sembako, mengadakan pemeriksaan gratis dan lain sebagainya. Tapi ada satu agenda kegiatan yang spesial tahun ini karena bertepatan dengan menjelang pesta demokrasi di Indonesia tahun 2024 mendatang, yaitu edukasi tentang wawasan politik dasar.

Seringkali kita,  jadi orang Kristen yang memandang politik hanya dari sisi negatif, akhirnya sebagian dari kita menjadi warga negara yang pasif bahkan tidak mau terlibat dalam proses Pemilu alias kaum Golput. Tapi jadi netizen yang paling pedes level hot dalam mengkritik ketika pemimpin yang terpilih melakukan kesalahan dalam kepemimpinannya. 

Edukasi wawasan politik dasar kali ini sangat menarik menurut saya pribadi (masio karo ngantuk-ngantuk ngikutinya). Karena ternyata politik tidak hanya menjadi sistem atau konsep sekuler duniawi saja. Ternyata politik juga merupakan sistem yang sudah diberlakukan oleh Allah sendiri sejak mula-mula.

Jika dalam sejarah theologia dahulu ada nabi, imam, raja dan hakim-hakim yang adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah sendiri, untuk memimpin umat, kaum bahkan suatu bangsa, dan menjadi sarana Allah untuk menyuarakan kebenaran.

Maka ternyata dalam pemahaman awam yang saya tangkap dalam jagongan edukasi politik dalam bergereja kali ini adalah, baik itu Presiden, Caleg atau bahkan RT adalah orang-orang yang ditentukan Allah untuk memimpin, melalui demokrasi dan pilihan masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun