Mohon tunggu...
Merciana
Merciana Mohon Tunggu... Dokter

Dokter. Penulis. Editor. Reviewer. Menghubungkan kesehatan dan humaniora lewat kata-kata yang jernih dan bermakna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Sebuah Desa di Siak, Api Literasi itu Menyala

12 Oktober 2025   07:00 Diperbarui: 11 Oktober 2025   22:32 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harun al Rasyid dan Amriadi-sang ayah(Sumber: Amriadi,Dok)

Epilog

Dari rumah bata yang belum diplester itu, kita belajar tentang ketangguhan sejati.
Bahwa cahaya tidak menunggu lahir di tempat megah---ia bisa tumbuh di tanah sunyi, di antara suara azan dan gemericik hujan sore.

Selama pena masih bisa menulis dan doa masih bisa diucapkan,
harapan tidak akan pernah padam. []

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun