Ibu Sud yang sedang bernyayi, disisi lain ada 3 anak kecil yang asyik mendengar nyayian ibu sud melalui radio
si Otan berfoto bersama kang Bugi junior, GhiaBugiputra
Hari Minggu itu, bagi saya dan anak-anak sanggar Kelapa Pulau Lakkang, waktu terasa singkat, mendengar dongengan kang Bugi jadi terasa singkat, tak terasa sudah hamper satu jam kang Bugi ber-storytelling. Mendongeng pun berakhir, kunjungan kang Bugi dan si Otan kesanggar Kelapa pun diakhiri.
Tapi sebelum meninggalkan Pulau Lakkang, kami sempat mengunjungi terlebih dahulu sebuah bungker jepang yang terletak tidak jauh dari lokasi sanggar Kelapa.Menurut penduduk setempat, di Pulau Lakkang, terdapat 7 (tujuh) buah bungker peninggalan jepang. Tetapi tidak semua dapat dikunjungi dan layak ‘dimasuki’ pengunjung (bener lho, pengunjung bisa masuk kedalam bungker tersebut) – videonya dapat di liat disini
 – tapi saat kami berkunjung ke bungker tersebut, kami tidak masuk kedalam bungker karena habis hujan sehingga di dalam bungker terlihat sangat kotor dengan serasah daun bamboo dan terasa sangat lembab.
Bungker Peninggalan Jepang
Terima kasih kang Bugi dengan si Otan-nya, sudah bersedia mengunjungi sanggar Kelapa dan menghibur anak-anak di sana. Kunjungan ini menjadi suatu momen yang special yang berbeda dari biasanya untuk sanggar yang kami bentuk di pulau Lakkang ini. Anak-anak mendapatkan pengalaman berbeda, berada di pulau membuat mereka mungkin tak sering kali mendapatkan hiburan bersama Otan dan mungkin tak mengenal Otan.
Sekali lagi selamat ulang tahun ibu Sud, terima kasih kang Bugi, terima kasih si Otan …..
