Hujan malam dihulu
Sapukan sampah jalanan
Duduk termangu dara kecil, menggigil ....
Tatapan menghina
Semua lalu lalang,,,
Tanpa perasaan!
Terseok-seok meniti malamÂ
Tak hiraukan tubuh seperti es
Langit Ia jadikan atap
Bumi yang tak pernah peduli akan Dara
Tumpukan busuk selalu menemaninya.
Dekil sebutan pantas untuknya
Entah kemana mengayunkan kaki mungil
Lelah tak dihiraukakan
Cacing cacing yang berkecamukÂ
Seonggok sisa kenikmatan perut
LAHAP....
Entah sampai kapan keperihan bumi akan ini akan dinikmatinya?
Entah sampai keperihan hati ini bertahan!
Akankah Izarai'l menghampinya?
Tak ada kenangan
Hanya onggokan bau yang tak akan bersamanya lagi.