Saat ini Kulon Progo sepertinya sudah siap menyambut wisatawan untuk menikmati keindahan alam yang dimiliki oleh kabupaten paling Barat Daerah Istimewa Yogyakarta. Banyak spot-spot wisata yang memamerkan keindahan alam dengan latar belakang Perbukitan Menoreh yang menyimpan banyak rahasia di dalamnya.
Kulon Progo yang dulu sudah tampak berbenah dan hasilnya mulai terasa. Investasi mulai berdatangan dan muncul hotel-hotel baru untuk menampung wisatawan yang mendarat di bandara YIA. Kesempatan inipun tidak mau begitu saja dilewatkan para penduduk yang masih terkenal sangat ramah dan murah senyum untuk menawarkan suguhan khas yaitu kopi menoreh.
Ya, kopi adalah salah satu sajian khas yang menjadi hidangan ringan menemani kudapan seperti pisang, telo, dan jenis kudapan lainnya sambil menikmati hijaunya tanaman padi yang berbaris rapih di terasering pada kaki-kaki bukit yang kontras dengan warna jingga matahari yang akan terbenam.
Salah satu kalurahan penghasil kopi di kabupaten ini adalah Kalurahan Pagerharjo yang masuk dalam wilayah Kapanewon Samigaluh. Di kalurahan inilah lokasi dimana penelitian tugas akhir saya bertempat.Â
Uniknya, kopi yang ditanam para petani di sana tidak seperti perkebunan kopi lainnya yang ditanam dalam satu hamparan dengan satu jenis tanaman saja tapi kopi ditanam "bertetangga" dengan kunyit, vanili, pisang, sengon, bambu, atau sering disebut dengan kebun campuran.
Jadi jangan dibayangkan tanaman kopi mereka ditanam dalam satu hamparan yang isinya hanya kopi saja ya.
Kopi tapi ada sedikit rasa vanili, Kok Bisa.?
Ini sih yang masih menjadi misteri, tanaman kopi tapi kok ada cita rasa vanili ya.? itu pertanyaan yang timbul dalam benak ketika untuk pertama kali berdialog dengan seorang petani yang kebetulan kebun kopinya tepat berada di salah satu titik lokasi Peta Satuan Lahan yang menjadi patokan untuk pengambilan sampel.
Kalau masalah ini sih, saya tidak bisa menjawab karena bukan itu yang ingin diketahui.