Kasus pelecehan terhadap benda-benda suci di Bali merupakan fenomena yang menggambarkan betapa buruknya adab wisatawan yang berkunjung ke sana.
Seperti yang terjadi pada kawasan Pura Babatan dimana seorang wisatawan asing berpose tanpa busana pada pohon yang berada di kawasan Pura tersebut (link berita). Perilaku buruk ini bukan baru terjadi, akan tetapi dari beberapa berita, perbuatan tak patut sudah berulang kali terjadi di kawasan-kawasan suci Umat Hindu Bali.
Kira-kira apa penyebabnya ? Budayakah ? Atau cara pandang mereka yang keliru ? atau mungkinkah sikap "Tamu adalah Raja" yang melatar belakangi sikap semaunya dewe tersebut ?
Namun sebelumnya kita lebih dulu lihat arti penting Budaya dan Agama Hindu Bali serta peranannya terhadap pariwisata di sana.
Budaya dan Agama Hindu Bali
Bali terkenal dengan panorama alam yang indah. Bali punya wilayah gunung yang mana karena usaha pertanian, ukiran terasering dan permadani hijau dari tanaman memanjakan mata setiap pengunjung. Bali punya pantai dimana beberapa lokasi pantai menawarkan wisata surfing bagi penggemar olahraga adrenalin tersebut.
Bali juga punya kampung wisata, dimana ada pertunjukan kesenian gamelan, tarian, kerajinan tangan dan ukiran-ukiran patung yang indah. Bali juga punya tempat nongkrong berupa kafe kecil sampai bar gede dengan berbagai pilihan hiburan.
Jadi, boleh dibilang Bali itu unik dari sisi tempat wisata. Di sisi lain, keunikan Bali juga datang dari seni budayanya. Contoh, penerapan konsep Tri Hita Karana dalam mendirikan tempat ibadah Umat Hindu.
Konsep ini melihat tentang hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan lingkungan, dan manusia dengan sesama. Dengan konsep ini daharapkan mendatangkan kesejahteraan.