Jika dilihat, beberapa wisatawan yang bermasalah, umunya merupakan wisatwan yang tergolong aktif dan relatif muda. Pada usia ini cenderung idealis dan ingin mendapatkan perhatian. Akibatnya, banyak melanggar norma yang ada di masyarakat atau bertindak kriminal
Perilaku wisatawan yang kurang baik juga dilatar belakangi oleh banyak faktor misalnya faktor kesehatan, kehabisan bekal dan uang, pengaruh minuman keras dan konsumsi obat-obatan sampai yang paling anyar eksis di sosial media.
Tapi, kelihantannya melihat peristiwa tak senonoh yang baru terjadi ini, benang merahnya ada pada cara pandangnya yang liberal.
Maksudanya bukan cara berpolitik liberal ya, tapi lebih kepada kebebasan melakukan apa saja yang diinginkan. Mungkin di tempat asalnya pemikiran yang liberal itu sudah mendarah daging, sementara di Indonesia, sekalipun memiliki kebebasan, namun adab, dan norma masih sangat dijunjung tinggi.
Perbedaan latar belakang budaya tersebut bisa menyebabkan beberapa kemungkinan. Diantaranya, wisatawan mengalami culture shock atau pemikiran bebas dari negara asal, digunakan di negara tujuan wisata sehingga menabrak norma yang sudah ada.
Betul, beberapa diantara mereka yang berulah akhirnya dideportasi, diberi hukuman adat dan sebagainya tapi tetap saja tidak dijadikan pelajaran bagi wisatawan lainnya.
Sehingga sangat baik jika informasi destinasi wisata tujuan, harus sejalan dengan penerapan aturan dan sangsi yang tegas agar wisatawan paham betul bahwa Indonesia ini selain punya warga yang ramah, tapi juga punya norma dan aturan yang harus dijunjung.
Referensi :