Ketika artikel ini ditulis,ada  5 parpol yang punya kursi di DPR RI yang belum menyatakan dukungannya kepada Jokowi dan juga yang belum menyatakan sikap tentang paslon yang akan diusungnya pada pilpres nanti. Kelima parpol tersebut adalah Gerindra,PKS,PAN ,Demokrat dan PKB. Selanjutnya sudah agak dapat dipastikan Gerindra dan PKS akan membangun koalisi ,sementara PAN,PKB dan Demokrat belum terlalu jelas sikapnya.
Sebenarnya sejak awal sudah muncul anggapan bahwa pada pilpres 2018,Gerindra,PKS dan PAN akan bersatu dalam satu kubu .Tetapi kelihatannya belakangan ini PAN seperti menjauh.Ketua Dewan Kehormatan PAN,Amien Rais,pernah mngatakan partainya tidak akan mencalonkan  Jokowi tetapi belum tentu juga mengusung Prabowo.
Belum dapat dipastikan apakah PAN akan membentuk poros baru bersama PKB dan Demokrat atau partai ini punya hitung hitungan lain.
Ditengah tengah suasana menebak kemana arah PAN ,muncul informasi tentang sikap Habib Rizieq dalam pilpres nanti. Wasekjend Gerindra,Andre Rosiade menyatakan bahwa tadi malam (Rabu,21/3 /2018) ,jam 21.30 Waktu Mekah ia bertemu Habib Rizieq di kediaman Imam Besar FPI itu . Dalam pertemuan di Mekkah itu,Habib Rizieq memberikan imbauan agar Gerindra ,PKS,PAN dan PBB bisa berkoalisi di Pilpres 2019.( detiknews,22/3/2018).
Imbauan Rizieq yang demikian langsung disambut oleh Ketua DPP PKS,Mardani Ali Sera. Masih menurut detiknews,Mardani Ali Sera mengatakan ,harapan Habib Rizieq boleh jadi harapan ummat.Untuk kebaikan bangsa ,PKS siap kata Mardani Ali Sera. Dari keterangan Ketua DPP PKS itu tertangkap juga pesan Rizieq, bahwa elemen 212 akan dikerahkan untuk mendukung koalisi tersebut jika pada akhirnya terwujud.Â
Hal ini berarti kalau Gerindra,PKS,PAN dan PBB bergabung maka Rizieq akan meminta agar alumni 211 bergabung dan mendukungnya. Penulis tidak punya data yang konkrit sebesar apa sebenarnya kekuatan yang dipunyai oleh Alumni 212.Tetapi kalau ukurannya Aksi Aksi Bela Islam ,411 dan 212 yang berkaitan dengan kasus penistaan agama oleh Ahok ,tentu tidak dapat dinafikan kekuatan massanya cukup besar juga.
Walaupun disebut kekuatannya cukup besar namun ada beberapa hal yang perlu dibincangkan. Aksi 411 dan 212 dikordinir oleh Gerakan Nasional Pembela Fatwa MUI( GNPF MUI).Thema besar aksi itu adalah " penjarakan Ahok" karena telah melakukan penistaan terhadap ayat Al Qur'an.Disini terlihat motif utama mereka yang ikut aksi adalah untuk membela kitab sucinya yang telah dinistakan Ahok.
Sekarang motifnya bukan untuk membela ayat suci tetapi untuk bergabung dengan sebuah koalisi partai politik yang akan memperjuangkan berbagai agenda politik termasuk untuk menggolkan calonnya pada pilpres 2018. Tentu menjadi layak ditanyakan ,dengan agenda politik yang demikian apakah alumni 212 akan mengikuti himbauan Rizeq tersebut.
Pertanyaan berikutnya ,apakah dengan himbauan Rizieq itu ,keempat parpol akan bersatu dan bagaimana mereka menyelesaikan masalah internalnya ,misalnya siapa yang akan ditetapkan sebagai pasangan calon pada pilpres. Dari tanda tanda yang ada ,Gerindra kelihatannya akan mengusung Prabowo sebagai capres dan PKS tentu akan mengusulkan kader partainya sebagai cawapres.Apakah dengan sikap yang demikian PAN dan PBB akan sependapat,apalagi terlihat PAN juga akan memperjuangkan Zulkifli Hasan,ketua umumnya untuk bisa jadi capres.
Memang tidak dapat dipungkiri ,himbauan Rizieq itu juga dapat memberi kontribusi suara bagi paslon yang diusung keempat parpol tersebut. Oleh sebahagian ummat Islam ,Rizieq dipandang sebagai sosok yang berjuang untuk Islam.Oleh sebahagian kalangan ,Imam Besar FPI itu juga dipandang sebagai simbol perlawanan terhadap Jokowi. Terhadap imbauan Rizieq ini,3 parpol yakni Gerindra ,PKS dan PBB telah memberikan tanda setuju tetapi PAN masih menganggap arahan Rizieq itu masih sebatas masukan saja.
Dalam kaitan yang demikianlah ,pertarungan untuk pilpres 2019 semakin menarik untuk mengamatinya. Salam Demokrasi!
