Mohon tunggu...
Marahalim Siagian
Marahalim Siagian Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan-sosial and forest protection specialist

Homo Sapiens

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pentingnya Tol Laut untuk Pemasaran Beras Merauke

16 September 2021   02:16 Diperbarui: 20 September 2021   13:55 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: Aprian Praiptya)

Lokasi gudang Bulog Kabupaten Merauke adalah: Maro, Tanah Miring, Kurik, dan Boven Digul. Terdapat 1 unit gudang di Kumbe namun masih bagian dari Kepala Gudang Kurik dan 1 unit gudang di Tanah Merah bagian dari Kepala Gudang Tanah Miring.

Gudang Bulog yang berada di Boven Digul sifatnya tidak melakukan penyerapan beras dari petani namun bersifat move lock atau menerima kiriman beras dari sentra padi dan menyimpannya.

Bulog Kabupaten Merauke saat ini adalah pemasok kebutuhan beras untuk PNS, TNI, Polri empat Kabupaten di Papua yakni: Kabupaten Merauke, Kabupaten Boven Digul, Kabupaten Mappi dan Kabupaten Asmat. Total untuk empat kabupaten ini serapan berasnya hanya 500 ton per bulan atau 6.000 ton per tahun.

Tol Laut

Dengan terbatasnya daya serap pasar lokal di mana Bulog masih menjadi tumpuan utama penyerap beras petani, perluasan pasar beras ke seluruh Papua dan regional perlu dukungan transportasi angkutan barang yang memadai.  Untuk konteks Papua yang jalan daratnya belum terkoneksi dengan baik, tol laut menjadi pilihan agar beras Merauke dapat distribusi ke pasar yang lebih luas ke seluruh Papua dan luar Papua.

Pada tahun 2021, kapal T-19 tol laut beroperasi perdana di Papua. Rute tol laut kapal T-19 saat ini adalah: Jayapura, Sorong, Fakfak, Korido (Biak), dan Timika dengan kapasitas angkut 1.500 ton.

Perum Bulog Merauke yang mendapat kuota 60 persen dari kapasitas angkut kapal tol laut T-19,  telah dapat menambah area pelayanan baru ke Kabupaten Timika, Sorong dan Jayapura.

Bulog Merauke dan pengusaha beras yang diwawancarai pada saat melakukan kerja lapangan di Merauke pada Agustus dan awal September 2021 mengatakan, jika rute tol laut di perluas, pasar beras Merauke bisa lebih baik.

Saat ini kapal tol laut baru satu unit hal itu membuat revolving kapal memakan waktu satu bulan untuk pulang-pergi. Dengan sendirinya mempengaruhi proses delivery beras dari Merauke ke luar daerah.

Sebelum adanya kapal tol laut T-19, proses pengiriman beras ke Kabupaten Timika memang sudah dilakukan menggunakan kapal swasta, namun ongkosnya lebih mahal. Harga tol laut sekitar Rp. 550 per kg sementara kapal swasta Rp. 700 per kilo gramnya. Perbedaan harga antara kapal swasta dengan kapal tol karena kapal tol laut disubsidi oleh pemerintah. Bulog tidak memanfaatkan kapal swasta untuk menambah volume pengiriman karena adanya kebijakan efisiensi.

Para pelaku penggilingan padi dan pengusaha beras di Kabupaten Merauke yang diwawancarai mengatakan bahwa dengan terbatasnya serapan beras oleh Bulog, asosiasi penggilingan padi dan pengusaha beras saat ini mulai membuat beras premium dan medium untuk pasar di luar Bulog.

Sementara, beras patah (broken) dan menir sudah mulai dapat juga dipasarkan ke ke luar daerah. Beras patah dan menir diperlukan oleh industri tepung beras. Selain beras patah dan menir, dedak yang juga bagian dari produk olahan padi pasarnya semakin terbuka dengan beroperasinya tol laut.

Peningkatan kualitas beras 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun