Mohon tunggu...
Andri Setiawan
Andri Setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Aku Membaca Maka Aku Ada

Kemampuan terbesar manusia adalah bergosip dan berimajinasi

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Relevansi Antara Konsep Ibnu Khaldun dengan Sosial Politik Indonesia Menuju Perubahan Kekuasaan Tahun 2024"

19 Juni 2021   22:47 Diperbarui: 19 Juni 2021   23:42 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Dalam konteks ke-Indonesia-an konsep ini sangat relevan. Titik relevansinya terletak pada sistem politik dan ketetanegaraan Indonesai kendati tidak mengacu pada asas Islam secara formal, tetapi konstitusi itu masih tetap mengakomodasi nilai substantif Islam sebagai ruh dan jiwa (landasan etis).


Runtuhnya kekuasaan dalam prespektif Ibnu Khaldun perlu kita perhitungkan. Mengingat Indonesia banyak mengalami goncangan dari dalam yang menghasilkan berbagai macam gerakan-gerakan penentangan baik melalui media bahkan organisasi. Sebagai pemimpn yang baik, hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan perlu dihindarkan agar persoalan yang mengancam negeri ini dapat dikurangi. Sudah sepantasnya pemimpin yang baik juga memperhatikan masyarakatnya, tidak hanya golongan dan pribadi.


Maka untuk menyongsong road to tahun 2024, diperlukan pemimpin yang memiliki karakter seperti "Mursyid Allah", karena tugasnya membimbing, mendidik tanpa pamrih, menempa, menyucikan ucapan dan tindakan, menyayangi orang lemah, berbicara dengan bijaksana, selalu mengingat dan memuliakan Allah sewaktu berbicara, dan sekaligus idola para murid/rakyat dalam memahami jalan-jalan spiritual menuju Allah Swt. Melalui proses pembersihan dan penyucian diri (tadzkiyah al-nafs) dan pemahaman mendalam (ma'rifah). Selain sifat-sifat standar seperti 'alim, amanah, tawadhu', terpercaya, wara', sabar, teladan dalam pengamalan syari'ah, dan tentunya berakhlak mulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun