Mohon tunggu...
Kusnandar S.Pd
Kusnandar S.Pd Mohon Tunggu... Guru - Guru

Berusaha agar berarti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Semarak Merdeka Belajar dengan Membumikan Pembelajaran Berdiferensiasi

4 Mei 2023   23:18 Diperbarui: 4 Mei 2023   23:48 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu episode Merdeka Belajar adalah Program Guru Penggerak, yaitu Merdeka Belajar Episode 5. Penulis berpartisipasi pada Program Guru Penggerak (PGP) sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 6. Salah satu motivasi penulis mengikuti PGP adalah tertarik dengan pembelajaran berdiferensiasi. Bahkan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan pada tahun 2022 mengadakan lomba yang fokus pada pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi ini. Penulis penasaran, apa karakteristik pembelajaran berdiferensiasi ini? Bagaimana penerapan pembelajaran berdiferensiasi?

Pembelajaran berdiferensiasi menjadi salah satu sub modul pada PGP. Tepatnya submodul 2.1 tentang Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid. Pada pembelajaran berdiferensiasi, bukan berarti guru memberikan sejumlah aktivitas pembelajaran yang berbeda untuk setiap murid pada suatu kelas. Namun guru dapat memberikan alternatif aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan oleh murid sesuai kebutuhan belajar murid tersebut. Hal ini sesuai dengan karakteristik pembelajaran berdiferensiasi, di antaranya (1) bagaimana guru menanggapi kebutuhan belajar murid, (2) bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar murid, (3) manajemen kelas yang efektif, dan (4) penilaian berkelanjutan melalui penilaian formatif dan penilaian sumatif.

 

Asesmen Diagnosis

Kebutuhan belajar murid perlu diketahui guru terlebih dahulu. Untuk mengetahui kebutuhan belajar tersebut, guru dapat memberikan asesmen diagnosis. Asesmen diagnosis dapat berupa asesmen diagnosis kognitif maupun nonkognitif. Asesmen diagnosis nonkognitif dapat diarahkan untuk mengetahui minat belajar, kesiapan belajar, maupun profil belajar murid misalnya gaya belajar. Hasil asesmen diagnosis nonkognitif ini dapat dijadikan informasi secara umum sebelum melaksanakan pembelajaran, tidak harus diberikan pada setiap capaian pembelajaran atau kompetensi dasar. Guru dapat memperoleh informasi terkait minat belajar murid, misal jenis mata pelajaran, aktivitas belajar. Informasi kesiapan belajar dapat meliputi perangkat teknologi yang dimiliki murid, akses internet, kendaraan bermotor, sumber belajar, maupun hal lain yang mendukung belajar murid. Informasi ini diperlukan berkaitan dengan rencana aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan guru untuk memfasilitasi belajar murid sesuai tujuan pembelajaran dengan memberikan pengalaman belajar yang menantang secara tepat. Selain itu, profil belajar murid misalnya gaya belajar murid juga perlu diketahui. Hal ini untuk mendukung aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh murid. Apabila murid melakukan aktivitas belajar sesuai dengan kecenderungan gaya belajarnya, tentu akan memberikan dampak positif terhadap hasil belajar murid. Selain itu, pembelajaran yang memperhatikan profil belajar murid ini akan memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami dan efisien.

Asesmen diagnosis ini dapat disesuaikan dengan kondisi sekolah maupun kelas. Asesmen diagnosis dapat dibuat dengan memanfaatkan Google Forms, lalu membagikan tautannya melalui grup WhatsApp, sehingga tanggapan murid akan otomatis terekam pada Goolge Spreadsheet. Kelancaran jaringan dan akses internet menjadi pendukung asesmen diagnosis ini. Asesmen diagnosis dapat diarahkan untuk mengetahui kesiapan murid terhadap pembelajaran yang akan dilaksanakan, misalnya pembelajaran berbasis proyek bernuansa etnomatematika. Asesmen diagnosis ini menjadi pedoman juga dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Asesmen diagnosis yang dibuat penulis dapat diakses di sini.

 

Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi mencakup 3 strategi, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Strategi ini dapat dilaksanakan secara bersamaan ataupun terpisah dalam satu pelaksanaan pembelajaran.

  • Diferensiasi konten

Konten adalah apa yang diajarkan kepada murid-murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadap kesiapan, minat, atau profil belajar murid yang berbeda, atau kombinasi unsur tersebut. Informasi atau ide harus disesuaikan dengan kondisi murid. Konten dapat disesuaikan dengan kesiapan belajar murid, apakah murid berada pada kondisi yang bersifat mendasar atau transformatif, konkret atau abstrak, sederhana atau kompleks, terstruktur atau terbuka, tergantung atau mandiri, lambat atau cepat. Konten juga dapat didasarkan pada minat belajar murid, hal-hal yang disukai murid. Diferensiasi konten berdasar profil belajar murid dapat disesuaikan sesuai gaya belajar murid, misalnya murid dengan gaya belajar visual dapat diberikan konten/materi dalam bentuk gambar, murid dengan gaya belajar auditori dapat diberikan konten/materi dalam bentuk audio. Strategi diferensiasi konten ini dilakukan dengan menyediakan sumber belajar bagi murid berupa diktat dan video pembelajaran. Sumber belajar yang disusun penulis dapat diakses melalui Google Sites di sini.

  • Diferensiasi proses

Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa informasi atau materi yang dipelajari. Informasi dari asesmen diagnosis dapat dijadikan data bagi guru untuk menentukan proses pembelajaran yang perlu disiapkan, bagaimana memenuhi kebutuhan belajar murid, jenis aktivitas murid (mandiri atau kelompok), bantuan (scaffolding) yang perlu disiapkan untuk membantu belajar murid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun