Mohon tunggu...
Muhammad Nurman
Muhammad Nurman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Man of humor, man of talents--an entrepreneur

Belajar sendiri itu lebih bahenol bin montok daripada nyinyirin orang, asyeeeeek ...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Cinta dari Alam Bawah Sadarku

7 Januari 2019   15:28 Diperbarui: 7 Januari 2019   15:42 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Coretan puisi ini berasal dari alam bawah sadarku, saat aku masih mencari siapa pendamping hidupku kelak & kini semuanya muncul seperti yang tergambar di benak. Wallahu 'alam.


Aku ingin menghilang dari bumi saat wajahmu tak kunjung muncul di benakku

Terlalu lama menunggu siapa kamu

Seperti mengharapkan hujan saat kemarau tapi terlanjur panas kurasa alam ini

Aku mungkin merasa memiliki mimpi itu terlalu berlebihan

Tapi mimpi itu adaah kenyataan yang tertimbun di alam sana

Akan hadir saat kita kuat menginginkannya.

Dan aku menginginkanmu

Secantik apa yang bisa kulukis dari rindu yang tak terhanankan

Meskipun aku tak pernah tahu siapa kamu

Waktu tak tunduk pada siapa pun meskipun sejuta orang merengek

Menginginkan kesendiriannya diakhiri

Namun sendiri itu sendiri adalah teman hidup yang amat memuakkan

Ketika cinta serasa tak bisa dibagi karena hati terlanjur sesak

Kenapa mudahnya yang lain mendapatkan cinta dalam rupa dan rasa

Sedangkan diri tersingkirkan dan merana sepanjang hari

Aku melihat cermin yang berkerut menghindariku

Kucari di sana senyuman yang kusimpan untuk dirinya, siapa pun itu

Di sini senyumanku hambar bak pelangi tanpa warna

Aku ingin melintasi pelangi itu menjumpainya

Tapi sang waktu berkelit lebih cepat dari yang kukira

Tinggallah aku sendiri di sini.

Hingga dia hadir dalam rupa seperti yang kulukis dalam alam bawah sadarku

Tapi dengan jiwa yang lain yang susah difahami, aku terdiam

Ini dia cinta yang kucari sebagai takdir yang tak bisa dipungkiri

Sang waktu berlabuh bersama kami mengarungi lautan buas.

Hampir kapal itu karam dan aku ingin berenang sendiri ke tepian.

Tapi sesak dadaku mencegahnya

Karena dia mengambil alih nakhoda yang tak bisa kuraih lagi

Kapal ini tidak berlabuh sesuai tujuan dan aku tak kuasa menghilangkan sakit

Takdir masa lalu yang hadir sebagai mimpi buruk

Perlahan aku bangkit memetik buah untuk kami bagi bersama buah cinta kami

Mereka ternyata hadir dalam lukisanku di alam bawah sadar

Kini cinta itu terbagi bersama waktu yang membangunkanku dari impian semu

Bahwa aku dan dia bukan milikku bukan miliknya

Bahwa buah cinta kami bukan milik kami sepenuhnya

Bahwa tubuh ini tidak lekat abadi bersama seluruh impian manusia

Kita tidak ada, ada dan akan hilang bersama cinta yang datang dan pergi

Kini cinta itu perlu dijaga dalam satu masa yang bukan milik kita

Dia hanya sekejap. Semua akan layu, kembali kepada Pemilik alam semesta.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun