“Seorang ibu berinisial EN (34) ditemukan tewas gantung diri bersama dua anaknya di Kabupaten Bandung, Jumat 5 September 2025. Sang ibu meninggalkan surat wasiat yang berisi keluhan tentang beban hidup dan kebiasaan suaminya berutang. Dua anaknya yang masih kecil ditemukan tak bernyawa di dalam rumah.” (Sumber: Metrotvnews.com, 5/9/2025)
Berita memilukan ini seakan menampar kesadaran kita. Di tengah hiruk pikuk pembangunan dan kemajuan teknologi, masih banyak ibu yang terjebak dalam tekanan hidup tanpa pegangan kokoh. Ketika beban ekonomi dan luka batin menumpuk, sebagian memilih jalan pintas yang tragis.
Padahal, Islam sejak awal telah menempatkan ibu pada posisi mulia: “Surga berada di bawah telapak kaki ibu.” (HR Ahmad). Namun, kemuliaan itu hanya bisa terjaga bila ibu dibekali ketangguhan iman, lingkungan yang mendukung, dan sistem hidup yang menolongnya.
1. Ibu Adalah Madrasah Pertama
Rasulullah ﷺ bersabda: “Setiap anak dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR Bukhari-Muslim). Inilah peran ibu yang tak tergantikan. Ia adalah madrasah pertama. Dari rahimnya lahir generasi, dan dari didikannya terukir karakter. Ketika seorang ibu rapuh, maka fondasi peradaban ikut goyah.
2. Ketangguhan Ibu Menentukan Arah Generasi
Sejarah Islam penuh dengan kisah ibu tangguh. Ibunda Imam Syafi’i mendidik anaknya dengan penuh kesabaran meski hidup dalam kesulitan. Hasilnya, lahirlah seorang ulama besar. Inilah bukti: kekuatan seorang ibu bisa melahirkan kekuatan peradaban.
3. Krisis Peradaban Dimulai dari Lemahnya Keluarga
Kasus di Bandung bukan hanya soal tragedi rumah tangga. Itu cermin rapuhnya sistem yang gagal melindungi keluarga. Banyak ibu terbebani bukan hanya ekonomi, tetapi juga kurangnya dukungan moral dan sosial. Krisis remaja, pergaulan bebas, hingga tindak kriminal seringkali berakar dari keluarga yang tak kuat.
4. Islam Memuliakan Ibu dengan Dukungan Nyata
Islam tidak hanya memberi gelar mulia, tetapi juga sistem perlindungan. Nafkah wajib ditanggung suami, bukan dibebankan kepada istri. Masyarakat dituntut peduli, dan negara berkewajiban menciptakan suasana aman, adil, serta akses pendidikan dan kesehatan bagi ibu. Tanpa dukungan sistemik, seorang ibu akan mudah runtuh oleh tekanan.
5. Butuh Sistem Hidup yang Mendukung