Di Luar Isi Surat
Membaca surat itu membuat saya merenung. Ternyata, para leluhur kita di Nusantara tidak pernah merasa terpisah dari dunia Islam. Identitas mereka bukan sekadar kerajaan kecil, bukan pula sempit oleh batas nasional. Mereka merasa bagian dari rumah besar yang bernama Khilafah Islam.
Bandingkan dengan kondisi sekarang. Identitas agama sering dipersempit menjadi urusan pribadi, sementara ikatan politik dan ukhuwah umat melemah. Padahal, sejarah sudah menunjukkan bahwa kekuatan umat bukan pada sekat-sekat wilayah, tapi pada persatuan. Dari Aceh hingga Istanbul, ada rasa kebersamaan yang dulu begitu nyata.
Penutup
Kisah surat Sultan Aceh kepada Khalifah Abdul Hamid II bukan sekadar arsip tua. Ia adalah pengingat bahwa Nusantara pernah menyebut dirinya bagian dari Khilafah. Surat itu mengajarkan bahwa ikatan umat Islam pernah melintasi batas negara, bahasa, dan suku.
Mungkin, di tengah derasnya arus modernitas, kita perlu kembali belajar dari kisah ini. Bahwa kekuatan terbesar umat terletak pada persatuan, bukan perpecahan. Dan bahwa sejarah kita di Nusantara tidak pernah berdiri sendiri, melainkan selalu terhubung dengan dunia Islam yang lebih luas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI