Mohon tunggu...
Maman Abdullah
Maman Abdullah Mohon Tunggu... Pengasuh Tahfidz | Penulis Gagasan

Magister pendidikan, pengasuh pesantren tahfidz, dan penulis opini yang menyuarakan perspektif Islam atas isu sosial, pendidikan, dan kebijakan publik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pengelolaan SDA Ala Islam: Belajar dari Saudi, UEA, dan Qatar

18 Agustus 2025   16:50 Diperbarui: 1 September 2025   13:43 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


2. Uni Emirat Arab (UEA)

SDA dikelola oleh ADNOC, perusahaan milik negara. Hasil minyak dan gas dipakai untuk membangun infrastruktur modern, menjadikan Dubai dan Abu Dhabi kota internasional. Namun, keterlibatan asing tetap besar, baik lewat investasi maupun saham.

planningdubai.ae
planningdubai.ae
3. Qatar

Kaya gas alam cair (LNG), dikelola oleh QatarEnergy.Negara kecil dengan pendapatan besar, mampu memberi pendidikan, kesehatan, bahkan listrik dan air hampir gratis. Meski begitu, privatisasi terbatas tetap ada, karena mereka bermain di pasar global.

Bedanya dengan Islam Kaffah

Sekilas, Saudi, UEA, dan Qatar mirip dengan prinsip Islam: negara menguasai SDA lalu mengembalikannya ke rakyat. Namun ada perbedaan mendasar:

Mereka masih membuka ruang privatisasi dan kepemilikan asing.

SDA dijadikan komoditas pasar global, bukan sepenuhnya untuk rakyat.

Dalam Islam kaffah, SDA tidak boleh diprivatisasi, tidak boleh dijual ke bursa, dan tidak boleh masuk kantong asing. Semua murni dikelola negara, dengan hasil sepenuhnya dikembalikan ke rakyat.

Kesimpulan

SDA adalah amanah besar. Salah kelola, rakyat sengsara dan elite berpesta pora. Islam menawarkan jalan jelas: SDA adalah milik umum, dikelola negara, hasilnya untuk rakyat.

Contoh Saudi, UEA, dan Qatar membuktikan: ketika negara menguasai SDA, rakyat bisa menikmati manfaatnya. Tapi selama masih ada privatisasi kapitalis, rakyat tetap terikat pada kepentingan global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun