Mohon tunggu...
Mutia Masugi
Mutia Masugi Mohon Tunggu... Administrasi - Story Teller Relief Candi Borobudur dan penulis buku dongeng anak Pangeran Sudhana dan 17 Kisah Lainnya berbasis seni membaca Relief Candi Borobudur

Mudahnya berbagi lewat apa saja, termasuk berbagi kisah-kisah sederhana yang mampu membangun karakter.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketika Rindu Pulang Kampung Tak Sampai

31 Maret 2021   04:51 Diperbarui: 31 Maret 2021   12:13 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi saya, tidak ada perjalanan paling romantis dan mendebarkan selain perjalanan melewati deretan pohon Kopi Arabica, Kopi Robusta, pohon cengkih, pinus, cemara dan Macadamia menuju Candi Jawar yang eksotis.  

Jaraknya hanya sekitar empat kilometer dari rumah. Setelah melewati pos pengawasan Gunung Semeru, saya akan segera sampai di Candi Jawar yang terletak tepat di kaki Gunung Semeru. 

Candi Jawar berada di bawah kawasan hutan Widodaren, yang masih termasuk wilayah kecamatan Ampel Gading, kabupaten Malang. Ya, inilah desa kelahiran saya, Desa Argoyuwono Dusun Argosuko. Jaraknya sekitar 32 kilometer dari pusat kota Malang.

Tiket masuk ke Candi Jawar cukup murah. Hanya Rp. 5.000; saja untuk satu orang. Sedangkan untuk penduduk lokal seperti saya, tinggal melambaikan tangan saja. Alias gratis. 

Candinya sederhana saja, tidak begitu megah, tetapi cukup untuk menampung kepogahan cinta. 

Memasuki area candi, saya disambut arca Dwarapala yang gagah memegang gada. Saya biasa duduk-duduk atau berjalan santai pelatarannya. Kaki Candi Jawar berupa pelipit segi empat dari batu alam. Dihiasi dengan relief teratai, pilaster dan tapak dara pada keempat sisinya.

Pada bagian utama bangunan candi, terdapat lima teratai, empat tapak dara, dan sepuluh pilater yang ditempatkan berselang-seling. Pahatan arca, relief wayang menyerupai gaya pahatan pada relief-relief candi Majapahit bisa ditemukan pada sisi bangunan ini. 

Memandang ke sisi utara, saya merasa sangat kecil di hadapan Gunung Semeru yang berdiri megah. Sedangkan, ketika memandang ke bagian selatan, serasa berada di  negeri atas awan. Bagaimana tidak? Rumah-rumah penduduk, perkebunan sayur, terhampar begitu luas di bawah. Menengok sisi timur atau barat, mata akan dimanjakan dengan deretan tebing-tebing tinggi. Tidak heran jika lokasi ini kerap dijadikan lokasi foto pre-wedding.

Setelah puas berkeliling candi, saatnya berelaksasi ala orang udik. Rebahan pada karpet hijau alias padang ilalang yang terhampar di sekeliling candi. Sangat menakjubkan memandang Burung Rajawali yang sesekali melintas membelah langit biru. Capung dan kupu-kupu asyik bercengkrama di antara daun-daun. Menunggu matahari bergulir ke arah barat.

Puas bersantai di Candi Jawar, saya bisa memetik sayur gratis di perkebunan sayur di sekitar candi. Ada bunga kol, kubis, wortel, lobak, pokak, sampai cabe. Sayuran itu bisa saya dapatkan dengan cuma-cuma karena sebagian petaninya adalah kerabat dekat. Tetapi, jangan khawatir, jika anda tidak memiliki sanak saudara seperti saya, sayur-sayur itu dijual dengan harga cukup murah kepada pengunjung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun