Mohon tunggu...
erlinda ika mawarti
erlinda ika mawarti Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum,Fakultas Ilmu Sosial,Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

WAKIL KOK LEBIH SEJAHTERA DARI YANG DIWAKILI…

14 Juni 2015   08:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:04 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hampir 70 tahun Indonesia merdeka, hampir 70 tahun pula Indonesia berdiri diatas kaki sendiri dan sudah 70 tahun pula Indonesia bergaul dengan bangsa-bangsa besar lainnya di dunia. Namun, apakah kemerdekaan itu sudah dirasakan oleh tiap-tiap diri rakyat Indonesia ? Jawabannya adalah belum. Demokrasi selalu digembor-gemborkan yang tidak lain hanyalah sebatas kata-kata manis pembungkam pahitnya kenyataan. Rakyat sebgai pemegang kekuasaan utama . Namun dalam menjalankan kekuasaanya rakyat tidak mungkin secara langsung melakukan itu dan sudah pasti diwakili oleh wakil rakyat. Duduk di kursi empuk dengan fasilitas serba mewah menjadi gaya hidup bagi wakil-wakil tersebut. Para wakil tersebut seakan lupa pada tugas utama yang dibebankan kepadanya. Membela kepentingan dan mengupayakan kesejahteraan rakyat hanya sebatas janji belaka. Hanya sekedar janji dan mimpi manis bagi rakyat tak berdaya. Bukan kesejahteraan yang rakyat dapatkan, justru kesengsaraan dan ketidakadilan berdiri kokoh di tanah air Indonesia ini. Gaji setinggi langit tak dirasa cukup bagi pengemban amanah mulia tersebut .Perampokan uang negara besar-besaran atas nama rakyat bukan menjadi tindakan yang tabu bagi para wakil rakyat di Senayan. Sifat rakus menjadi label utama yang didapatkan para wakil tersebut. Janji manis pada saat kampanye membuat rakyat mabuk akan janji tersebut. Namun, setelah berhasil menyandang amanah tersebut tiba-tiba lupa akan janji manisnya. Janji memang sekedar janji,tanpa realisasi dan aksi.

Rencana pengusulan APBN yang didapat para wakil rakyat sebesar 12 miliar per anggota DPR seakan mengiris-iris hati rakyat yang terwakili. Angka 12 miliar adalah angka yang fantastis, bahkan rakyat yang diwakilipun saya rasa belum pernah melihat uang sebesar itu. Jika dibandingkan dengan kinerja para wakil rakyat yang terhormat, jauh tidak seimbang dan sangat setimpang. Mobil mewah, rumah mewah, dan fasilitas serba bintang lima tak cukup bagi para wakil yang terhormat. Para wakil tersebut sudah pasti bukan orang biasa yang tak tahu apa-apa. Pendidikan yang tinggi sudah pasti dienyam oleh para wakil yang terhormat. Mereka bukan orang yang bodoh, tapi sayang idealisme selama menjadi mahasiswa hanya sebatas kenangangan indah belaka. Idealisme itu luntur sejalan dengan berjalannya waktu dan gemerlapnya dunia. Sikap tersebut seolah menggambarkan perilaku tak tahu malu. Amanah yang mulia telah disandang namun tipu daya dunia membuat para wakil rakyat yang terhormat buta dan lupa diri. Entah sampai kapan keadaan ini berlanjut. Kepada para wakil rakyat yang terhormat, rakyat butuh kesejahteraan dan keadilan. Lihatlah rakyat di ujung timur yang bergelut dengan rasa lapar dan haus. Lihatlah rakyat diujung barat yang merasa terpinggirkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Ingat idealisme yang pernah kau punya dan amanah yang telah disandang. Kami hanyalah rakyat, rakyat yang bodoh, yang hanya berani bermimpi merasakan gemerlapnya dunia. Salam perjuangan, salam perdamaian dan keadilan.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun