Hari Minggu kemarin, saya mengobrol di mobil bersama suami. Kami membicarakan masalah keuangan. Termasuk tentang life-hack Kompasianival 2021 kemarin yang menyoal keuangan.
Dari situ, suami bercerita ngalor-ngidul tentang kenalannya. Kami pun terlibat diskusi seru hingga si Bungsu marah. "Mama, Papa, stop talking! I want to tell you something..." Hahaha... Terpaksa diskusi dihentikan.
Pada intinya, ada kenalan dengan gaji yang tinggi tapi keuangannya morat-marit. Ibarat kata masuk ke lubang derita karena salah mengambil keputusan.
Lalu, saya berpikir dan menganalisis sendiri. Tentunya dengan perspektif ibu rumah tangga yang berdasar pengamatan sehari-hari saja.
Hal yang mungkin terlihat sepele, namun jika kita tidak menyadarinya bisa membuat keuangan morat-marit.
Jika sudah morat-marit, untuk senyum saja sulit. Tak peduli gaji besar, kalau sudah masuk lubang susah untuk keluar.
Berikut lima hal yang harus diperhatikan supaya keuangan tidak morat-marit.
1. Cicilan utang di atas 30%
"Sebenarnya rumah dan apartemen yang dibeli itu untuk investasi," begitu awal cerita suami tentang kenalannya. Kemudian saya tanya, "KPR atau KPA? Atau beli cash?" Ternyata semuanya dibeli secara kredit dengan KPA dan KPR.
Saya dengan berapi-api mengatakan, "Ya kalau KPR atau KPA itu dihitung utang dong! Investasi itu kalau belinya cash," suami tidak setuju. Katanya kenalan ini sudah punya rumah kemudian beli lagi untuk investasi. Jadi, itu investasi. Wait...