Mohon tunggu...
MomAbel
MomAbel Mohon Tunggu... Apoteker - Mom of 2

Belajar menulis untuk berbagi... #wisatakeluarga ✉ ririn.lantang21@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ambisi Buta Si "Anak Tengah" Ketika Menjadi Orangtua

30 Juli 2021   07:00 Diperbarui: 30 Juli 2021   16:15 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi ibu dengan dua anak (Foto: Victoria_Borodinova on pixabay.com)

Dua minggu setelah melahirkan, saya sudah aktif antar-jemput sekolah dan les. Semua hanya karena saya tak ingin dia merasa diabaikan dan tidak diperhatikan lagi sejak kehadiran adiknya.

Masih banyak hal receh yang seolah saya perjuangkan supaya tak ada perbedaan perlakuan di antara anak-anak saya. Lama-lama saya lelah! Ya, syukurnya saya menyadarinya sekarang. Betapa ambisi saya sudah buta dan tidak logis.

Saya mengakui bahwa diperlakukan berbeda oleh orangtua itu tidak enak dan bahkan menyakitkan. Namun saya juga sadar bahwa saya tak perlu "ngoyo" atau membabi-buta untuk berlaku sama untuk anak-anak saya.

Kesadaran untuk menjadi bijak

Setelah saya renungkan, ternyata sebenarnya saya harus bijak. Tentu saya harus berlaku adil untuk anak-anak tanpa pembedaan.

Pembedaan yang dimaksud sejatinya adalah tentang perhatian, kasih sayang, pujian, pendampingan, dan komunikasi yang baik dalam keseharian. Bukan tentang materi yang sifatnya pun sesaat dan insidentil.

Sering saya merasa geli sendiri mengingat segala ambisi saya untuk berlaku sama tersebut. Di sini pun saya tertolong karena si sulung dan si bungsu berbeda jenis kelamin. Bayangkan jika sama, mungkin bisa heboh lagi!

Saya berpikir ulang, bukankah mereka sebenarnya pun tak mempermasalahkan? Mereka tak akan komplain tentang kapan dibuatkan paspor, kapan diajak jalan, dulu mainan apa, dan seterusnya?

Bukankah sebenarnya mereka berharap pada perlakuan, kasih sayang tak bersyarat, perhatian yang utuh? Ah, saya harus belajar lebih bijak lagi.

Komunikasi yang baik dengan anak

Jalan untuk berlaku adil kepada anak, sejauh ini yang menurut saya tepat adalah menjalin komunikasi efektif dengan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun