Langkah Kecilku di Jalan yang Panjang
oleh:Malika Ziya Zulima
Aku lahir saat Ramadan,
di kota kecil bernama Padang Panjang.
Tangis pertamaku menyapa dunia,
membuka jalan menuju mimpi.
Ayah dahulu bekerja di bank syariah,
kini bekerja dengan tangannya sendiri.
Ibu adalah seorang guru,
yang kini berbicara untuk keadilan.
Dari mereka aku belajar,
bahwa ilmu harus diperjuangkan,
dan keberanian adalah teman setia.
Aku tumbuh bersama Al-Qur'an,
menghafal ayat demi ayat
bukan untuk pujian,
tetapi untuk cinta
dan mahkota di kepala Ayah dan Ibu kelak.
Adikku yang
sering membuat rumah ramai.
Terkadang menyebalkan,
tapi ia bagian dari bahagiaku.
Aku suka belajar,
meski kadang gugup berbicara.
Namun aku percaya,
mimpi harus diperjuangkan.
Cita-citaku menjadi dosen,
yang tak hanya menjelaskan,
tetapi juga menginspirasi.
Sekarang aku duduk di kelas 9,
menatap dua pilihan sekolah
Aku belum memilih,
tapi aku percaya,
doa orang tuaku akan membimbingku.
Aku ingin kuliah hingga S2,
dan terus menghafal sampai 30 juz menjadi cahaya hidup.
Aku ingin menghajikan Ayah dan Ibu,
sebagai tanda cinta
dan rasa terima kasih.
Kelak aku ingin menjadi istri dari imam yang baik,
dan ibu yang membesarkan anak-anak
dengan kasih dan kebebasan untuk bermimpi.
Langkahku kecil,
jalanku masih panjang.
Tapi aku yakin,
selama ada cahaya dari Tuhan,
aku tidak akan tersesat.