Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru SLB Negeri Metro

Suka membaca, traveling, nonton film, menulis, ngobrol ngalur ngidul, suka makan masakan istri

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Didiagnosis Gula Darah Tinggi, Jangan Panik!

31 Mei 2025   18:20 Diperbarui: 19 Juli 2025   09:10 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan hasil pemeriksaan tersebut, saya pun diberikan obat untuk menstabilkan gula darah, tapi karena khawatir jika mengkonsumsi obat-obatan berlebih-lebihan bisa berdampak sakit ginjal, maka saya tidak menghabiskan obat yang diberikan.

Nah, hal ini tentu sungguh di luar harapan para dokter, ketika pasien tidak mengikuti anjuran dalam mengendalikan gula darah. Dimana saya hanya meminumnya dua hari sesuai dengan petunjuk dokter. Setelah itu saya beinisiatif dengan mengurangi konsumsi nasi dan makanan atau minuman manis.

Hal tersebut saya lakukan karena untuk mencegah terganggunya fungsi ginjal jika mengonsumsi obat-obatan secara terus menerus.

Mengikuti gaya hidup sehat dengan mengurangi konsumsi gula

Kondisi fisik yang tanpa disadari selama ini ternyata karena kita kurang kontrol diri, seperti apa yang saya alami. Ketika menyukai makanan dan minuman manis, ternyata berpotensi mengganggu kondisi kesehatan dan mengalami gejala gula darah yang tinggi. Maka dengan kondisi yang tidak sehat tersebut, saya pun berusaha mengikuti anjuran ahli kesehatan agar semakin memperketat konsumsi gula. Dengan pengurangan konsumsi gula tentu akan berdampak signifikan terhadap kadar gula dalam tubuh kita. Mengurangi sarapan nasi, jika sudah mengonsumsi makanan berkarbohidrat lain

Seperti masyarakat kebanyakan, khususnya masyarakat Indonesia, bahwa untuk mencukupi kebutuhan konsumsi selalu menghadirkan nasi sebagai makanan pokok. Padahal nasi itu memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi yang bisa memicu naiknya gula darah kita. Dan masyarakat pun seperti menganggap bahwa tanpa nasi seolah-olah tidak makan. Meskipun di pagi hari sudah mengonsumsi pisang goreng atau singkong rebus, faktanya jika tidak mengonsumsi nasi belum dianggap makan, dan kurang mengenyangkan.

Padahal ketika kita telah mengonsumsi pisang goreng tentu di sana sudah terdapat karbohidrat dari terigu yang digunakan. Begitu pula dengan singkong rebus, ternyata di sana juga memiliki kadar karbohidrat yang cukup untuk konsumsi harian.

Maka dari itu, amat berlebihan bagi kebutuhan tubuh jika setiap hari kita harus mengonsumsi nasi, meskipun sudah menikmati beberapa potong pisang goreng atau ubi rebus misalnya.

Bahkan yang lebih mengherankan lagi, ketika kita sudah mengonsumsi nasi di pagi hari, ternyata di sela-sela pekerjaan kita pun masih ngemil keripik, tahu goreng tepung atau minum es dawet dengan kadar gulanya yang tinggi.

Nah, hal ini saya kondisikan dengan tidak lagi mengkonsumsi nasi jika di pagi hari sudah disediakan kudapan cemilan yang bahannya ada unsur karbohidratnya. 

Baca Juga: Beberapa Alternatif Jika Aktivitas Terasa Menjenuhkan

Ada beragam makanan yang bisa dijadikan bahan subtitusi atau pengganti selain nasi, yaitu: singkong, ubi jalar, ubi talas, roti, dan olahan dengan bahan terigu. Dari kebiasaan mengonsumsi karbohidrat tersebut alhamdulillah kondisi fisik semakin membaik.

Kurangi kopi manis dan ngemil demi hidup lebih sehat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun