Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru SLB Negeri Metro

Suka membaca, traveling, nonton film, menulis, ngobrol ngalur ngidul, suka makan masakan istri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Meskipun Berganti Menteri, Jangan Lupa Terus Belajar

12 Mei 2025   20:42 Diperbarui: 14 Mei 2025   14:41 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar tangkapan layar Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) (guru.kemdikbud.go.id)

Selain itu, ide praktik pun memuat semangat para guru dalam membuat konten bermanfaat yang bisa dibagikan kepada guru lain serta bukti karya yang juga bisa menjadi rujukan dan tambahan pengetahuan jika kita ingin mencari rujukan atau informasi penting terkait pembuatan perangkat ajar, modul ajar dan sebagainya.

Dunia digital semakin maju, setiap pendidik dan tenaga kependidikan harus melek teknologi 

Banyak guru mungkin berpendapat untuk apa belajar terus sedangkan pengetahuan sudah banyak, atau mungkin berpendapat semakin banyak belajar, maka semakin banyak ilmu pengetahuan yang terbuang sia-sia?

Nah, pertanyaannya, apakah ilmu pengetahuan itu akan sia-sia jika kita memang membutuhkannya? Atau paling tidak apakah dengan kita belajar tersebut bukannya mempermudah pembelajaran kita di kelas?

Tentu, tanpa kita sadari semakin banyak pengetahuan dan pengalaman akan semakin mempermudah kita dalam menunaikan tugas. Bahkan ada nilai plus jika teknologi tersebut kita kuasai. Ada satu kepuasan tersendiri ketika kita merasa bingung atau sulit dalam mengelola kelas, ternyata ada banyak media yang bisa kita ciptakan demi merangsang daya tarik murid dalam belajar. Bahkan dengan adanya teknologi tersebut disadari maupun tidak mampu menciptakan kelas yang lebih menyenangkan.

Hal tersebut saya buktikan ketika dalam mengajar anak-anak disabilitas, ketika kita hanya monoton dan dengan metode ceramah, maka anak-anak ABK tersebut cenderung asik dengan mainannya sendiri dan acuh tak acuh terhadap gurunya. 

Namun sebaliknya, ketika saya melibatkan mereka dengan dunia digital, permainan digital maupun video pembelajaran, ternyata antusiasme murid-murid semakin meningkat.

Saya tidak lekas menganggap anak ABK tersebut bisa langsung menguasai materi belajar atau mendapatkan nilai baik. Akan tetapi belajar itu membutuhkan proses, dan proses yang menyenangkan akan membawa murid pada prestasi terbaiknya, terbaik jika diukur bagi dunia anak-anak disabilitas atau difable.

Anak-anak lebih terlihat ceria dan merasa betah berlama-lama belajar, dan tentu saja, guru akan lebih bersemangat untuk membimbing anak-anak didiknya dalam mendukung pencapaian belajarnya yang optimal.

Yang pasti, sebagai pendidik, ketertarikan diri untuk terus menempa dan menggenapi kemampuan yang sebelumnya belum didapatkan, maka akan lebih baik daripada terus berprinsip bahwa semua hal telah dikuasai walaupun masih banyak hal yang belum kita pahami secara utuh dan menyeluruh.

Salam


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun