Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menikmati Suasana Malam dengan Mie Rebus yang Aduhai

13 Mei 2018   07:57 Diperbarui: 16 Mei 2018   03:10 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mie rebus yang menggugah rasa acap kali menjadi menu wajib saat rasa jenuh melanda (dokpri)

Kembali ke mie rebus, seperti halnya makanan lain, mie rebus selalu memikat para penggemarnya. Tak hanya saya karena ada banyak penyuka mie yang tersebar di seantero negeri. 

Para penyuka mie pun berburu makanan ini hingga ke berbagai tempat. Tidak lagi memandang cuaca hujan atau panas yang penting makanan yang diinginkan segera didapatkan.

Tidak hanya penyuka mie, para ahli masak pun berusaha memanjakan penyukanya dengan kreatifitas rasa dan penyajian yang terus berkembang. Hal ini yang memancing para pengusaha kuliner untuk membuat racikan bumbu yang mengundang selera. Tidak hanya lezat namun juga menyehatkan.

Maka dari itu, dalam setiap kesempatan atau moment tertentu mie menjadi salah satu menu favorit kebanyakan masyarakat di negeri ini. 

Saya kadang terpana dan heran mengapa kedai mie selalu saja ramai oleh pembeli. Padahal kalau melihat mie tentu tidak ada yang aneh. Namun pilihan rasa dan harga yang boleh jadi terjangkaulah yang membuat mie tetap menjadi primadona dan incaran penyuka kuliner.

Seperti mie yang kami nikmati ini, saya pikir harganya bisa di atas 15 ribu rupiah. Eh ternyata hanya 12 ribu rupiah saja. Rasa yang disuguhkan ternyata tidak sebanding dengan harganya yang dapat dikategorikan terjangkau bagi kantong pribadi.

Yang pasti, menghilangkan kejenuhan di antara kegiatan tentu tidak salah untuk menjajal atau mencicipi kuliner yang banyak terserak di penjuru negeri. Sama seperti saya pernah mencoba sego kucing, pecel lele sewaktu di Jogja, empek-empek kapal selam sewaktu di Palembang dan rujak cingur yang saya temukan di Kota Surabaya. 

Semua kuliner lezat dan menarik untuk dinikmati. Selain sebagai kebutuhan akan rasa keroncongan perut, tentu sebagai jalan mempertahankan kuliner nusantara.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun