Mohon tunggu...
Maksimus Abi
Maksimus Abi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi, Widya Sasana, Malang

Pernahkah kita melupakan kenanagan? Tetapi kita telah melupakan Tuhan!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah Pangeran dan Permaisurinya

9 Agustus 2022   12:02 Diperbarui: 9 Agustus 2022   12:10 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sang pangeran waktu 

Terlihat sendu

Di ujung hari

Langit biru enggan pergi

Dia tertunduk menanti sang dewi

Yang mulai peraduannya kini

Semburat jingga merona 

Pertanda pangeran jatuh cinta

Pangeran resah

Permaisuri takberkisah

Ternyata kita takkan bersua

Walau seiring berkala

@abima_deamor_px

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun