Mohon tunggu...
Mochamad Makruf
Mochamad Makruf Mohon Tunggu... Editor - Freelance writer. Writing is my life since 1997 and published 5 books. One of them, Ekspedisi Buku Barisan 2011 cooperation with Komando Pasukan Khusus (Indonesia Special Forces of ARMY). Contact me: makrufmochamad2@gmail.com. Online news www.penaprestasi.com.

Freelance writer. Writing is my life since 1997 and published 5 books. One of them, Ekspedisi Buku Barisan 2011 cooperation with Komando Pasukan Khusus (Indonesia Special Forces of ARMY). Contact me: makrufmochamad2@gmail.com. Online news www.penaprestasi.com.

Selanjutnya

Tutup

Financial

BTN dan Era Disruption

23 Februari 2019   17:44 Diperbarui: 23 Februari 2019   18:06 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

5. Belajar lagi pada hal-hal yang baru.

Di dalam era disruption, maka dunia perbankan harus mendisruption dirinya sendiri. Maka muncullah jasa keuangan online atau FinTech. Bagaimana peluang FinTech di Indonesia. Ternyata sangat besar sekali.

Sementara itu, Direktur OVO, Johny Widodo, yang juga pembicara dalam seminar SSEF 2019 tersebut memaparkan opportunity and challengges FinTech di Indonesia.

Berikut opportunity-nya. Fakta, Indonesia memiliki populasi terbesar ke empat dunia (265 juta), kelas menengah di Indonesia meningkat dua kali sebelum 2030, GDP/capita naik 60% by 2030, Urban pop (anak-anak milenial) naik 30% by 2030. Buktinya, pengguna internet sekitar 133 juta, mobile subscription sekitar  370 juta, sekitar 90 juta active mobile social users. Affordable mobile data (mobil data harga terjangkau) (50% from peer ASEAN). Expected e-commerce boom sekitar USD 40 triliun by 2022. Digitally active consumers dalam populasi bank tumbuh lebih cepat di Asia dan akan tumbuh dua kali lipat dalam empat tahun ke depan.  Nomor satu negeri  yang paling banyak download  finance apps.

Bagaimana challenges atau tantanganya?  Tantangan ini terkait fakta yang terjadi di lapangan sampai saat ini. Masih banyak orang belanja offline dan

pembayaran tunai. Banyak kartu-kartu pelanggan.  Banyak dan terlalu sering mengunjungi bank offline. Sehingga di bank banyak terjadi antrean.

Di era disruption seharusnya ini tidak boleh terjadi dan ini peluang untuk dipecahkan bagaimana mengatasinya dengan simple way. Bank-bank incumbent tidak siap melakukan shifting ke digital.

 Banyak start up dibangun tapi hanya fokus pada pembayaran, tapi pelayanan keuangan yang lain masih banyak dan belum tergarap. Tinggi peraturan  pemerintah--menghalangi laju disruption. ''Infrastuktur di Indonesia masih berkembang dibanding negara tetangga,'' kata Johny Widodo yang mengaku jarang sekali berkunjung ke bank.

Photo by www.finansial.bisnis.com
Photo by www.finansial.bisnis.com
BTN Hadapi Disruption

Dari paparan peluang dan tantangan di atas terkait era disruption, Bank Tabungan Negara (BTN) apakah sudah siap di disruption era? Saya melihat di web resmi BTN, www.btn.co,id produk yang ditawarkan antara lain KPR Bersubsidi, Kring BTN,Kartu Suka dan Internet Banking.

Kring BTN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun