Mohon tunggu...
Mochamad Makruf
Mochamad Makruf Mohon Tunggu... Editor - Freelance writer. Writing is my life since 1997 and published 5 books. One of them, Ekspedisi Buku Barisan 2011 cooperation with Komando Pasukan Khusus (Indonesia Special Forces of ARMY). Contact me: makrufmochamad2@gmail.com. Online news www.penaprestasi.com.

Freelance writer. Writing is my life since 1997 and published 5 books. One of them, Ekspedisi Buku Barisan 2011 cooperation with Komando Pasukan Khusus (Indonesia Special Forces of ARMY). Contact me: makrufmochamad2@gmail.com. Online news www.penaprestasi.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Tinggi Atasi Kemiskinan

20 Februari 2019   22:57 Diperbarui: 21 Februari 2019   11:37 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entrepreneur

Pada Januari 2018, saya mengundurkan diri dari JP Books dan mendirikan usaha sendiri CV Pena Semesta Media, penyedia resmi buku teks K 13 Kemendikbud. PT. CV Pena Semesta Media, bergerak di bidang media, penerbitan buku dan media online. Mediaonline-nya, www.penaprestasi.com yang konsen pada berita positif soal pendidikan dan inspirasi. Saya kini sibuk menangani bisnis baru saya tersebut.

Alternate Candidate Fulbright Scholarship

Saya juga pernah menjadi alternate candidate Fulbrigt-AMINEF Scholarship, Master Degree Program pada 23 Agustus 2012. Saat itu, saya aplikasi beasiswa Master of Journalism.

Namun karena IBT Toefl, 78/547,  pada 8 Januari 2013, saya  gagal memperoleh bea siswa tersebut karena Fulbright meminta angka IBT Toefl, 600.

Diterima di Flinders University, Tapi  Ditolak Beasiswa Dikti  LN 

Dengan IBT Toefl, 78/547, saya gunakan aplikasi ke Master of  International Relations di Flinders University, Adelaide, Australia.

Pada 14 Maret 2013, saya memperoleh Offer of Admisision /unconditional letter untuk memasuki universitas tersebut. Tapi saya tidak bisa memasukinya karena proposal bea siswa Dikti LN tidak disetujui. Itu karena, saya tidak memiliki NIDN (nomor induk dosen nasional). Padahal saat itu, saya tercatat dosen tetap Fakultas Sastra, Jurusan Bahasa Inggris di Universitas Dr. Soetomo, Semolowaru, Surabaya.   Saya kecewa dan menulis surat pembaca di Kompas dan dimuat. Hasilnya, bukannya saya dapat beasiswa dari Dikti LN, malahan pihak Dikti menegur  Unitomo. Birokasi menghancurkan cita-cita saya.

Dua tahun terakhir, saya aktif di PCMI, melalui PCMI bisa menyelenggarakan kegiatan sosial untuk membantu sesama dan memberi pembekalan pada adik adik yang terpilih sebagai wakil Jatim untuk pertukaran pemuda International.  Saya juga masuk sebagai anggota PWI  Jawa Timur dan sudah sudah lulus UKW (Uji Kompetensi Wartawan) pada 2014, kategori wartawan madya.

Masukan 

Dari pengalaman saya di atas, kemiskinan bisa diberantas dengan pendidikan tinggi. Syaratnya minimum pendidikan harus S1 (Sarjana) dan harus menjadi enterpreneur atau pengusaha. Dan, tentunya  diperlukan kerja keras, dan pantang menyerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun