Mohon tunggu...
Makruf Mukti Ali
Makruf Mukti Ali Mohon Tunggu... Freelancer - Data Enthusiast, HR Development Analyst

Seorang Sarjana Sistem Komputer dan Magister Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahaya Laten Alienasi dan Dehumanisasi di Indonesia

4 Maret 2024   11:04 Diperbarui: 4 Maret 2024   11:16 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: unsplash.com/Noah Silliman.

Grafik 1 Pengguna Internet di Indonesia berdasarkan usia

Sumber: hasil survei APJII tahun 2018 terhadap penetrasi dan perilaku penggguna internet di Indonesia
Sumber: hasil survei APJII tahun 2018 terhadap penetrasi dan perilaku penggguna internet di Indonesia
Selain informasi diatas APJII juga coba menggali pekerjaan apa saja selalu menggunakan internet sebagai sarana pendukung kerja. Hasil survei tersebut merepresentasikan bahwa sektor privat lebih mengedepankan penggunaan internet ketimbang sektor publik. 

Mengapa hal tersebut terjadi, senada seperti yang dikemukan Aris dan Jazi (2009) bahwa digital devide baik e-commerce dan e-goverment ditekankan pada kurangnya ketersediaan infrastruktur yang digunakan untuk akses informasi yang dipandang dari sisi teknologi dan kurangnya keahlian serta kesadaran tentang bagaimana menggunakan informasi dan teknologi komunikasi secara efektif dan efisien. 

Pada sektor pemerintah lebih di fokuskan pada content yang dapat di akses oleh masyarakat, sedangkan pada sektor swasta tidak secara penuh difokuskan pada content hal ini dikarenakan pada e-commerce pemenuhan content dilakukan berdasarkan pada pasar dan adanya permintaan dari konsumen, karena pada e-commerce lebih difokuskan pada proses transaksi dan interaksi dengan konsumen.

Grafik 2 Pengguna Internet di Indonesia berdasarkan pekerjaan

Sumber: hasil survei APJII tahun 2018 terhadap penetrasi dan perilaku penggguna internet di Indonesia
Sumber: hasil survei APJII tahun 2018 terhadap penetrasi dan perilaku penggguna internet di Indonesia
Hasil survei tersebut memberikan gambaran kepada kita tentang fenomena digital yang terjadi di tengah masyarakat khususnya di Indonesia, Internet bukan lagi kebutuhan tersier melainkan kebutuhan primer.

Alienasi

Seorang filsuf besar bernama Karl Marx terkenal dengan teori konfliknya yang menjelaskan bahwa perubahan sosial terjadi akibat adanya ekploitasi besar oleh pemilik modal atau penguasa modal kepada kaum proletar sehingga mengakibatkan nilai dari hasil produksi pekerja tidak dapat dirasakan oleh dirinya. 

Fenomena tersebut didefinisikan oleh Marx (1814) sebagai kondisi sejarah tertentu dimana manusia mengalami pemisahan dari alam, manusia bukan sebagai makhluk sosial, dan terlebih pada cara menikmati hasil produksi mereka sendiri. Sejak manusia menciptakan dirinya sebagai buruh, semua bentuk alienasi ini berarti mengungkapkan bahwa alienasi manusia terjadi karena dirinya sendiri. 

Dalam konteks digital sekarang ini manusia adalah subyek utama yang terdampak akibat adanya proses alienasi terhadap perilaku dan kebiasaan-kebiasaannya, manusia modern yang bersifat individualistik menggambarkan bagaimana kebiasaaan mengakses internet minimal 4 sampai 8 jam per hari atau bahkan melebihi jumlah jam istirahat ideal. 

Mereka juga beranggapan bahwa pekerjaan lebih asik dan nyaman ketika dikerjakan sendiri seperti, mendengarkan musik melalui Spotify, cara memesan makanan online (Grabfood, Gofood, dsb), belanja online (Shopee, Bukalapak, Tokopedia dsb). Praktik tersebut telah menciptakan ruang kesendirian dan keterasingan (alienasi) pada interaksi sosial secara fisik.

Grafik 3 Waktu penggunaan internet dalam satu hari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun