Kemajuan teknologi kereta levitasi magnetik (maglev) Tiongkok menandai langkah signifikan dalam persaingan kereta api berkecepatan tinggi global.
Baru-baru ini, Tiongkok memamerkan kereta maglev yang mampu mencapai kecepatan hingga 373 mph, menyaingi Seri L0 Jepang yang memegang rekor kecepatan 375 mph. Maglev Tiongkok yang baru ini akan merevolusi perjalanan antara kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai, dengan mengurangi waktu tempuh secara signifikan.
Inovasi ini mencerminkan ambisi Tiongkok untuk memimpin dalam teknologi kereta api berkecepatan tinggi, yang merupakan tantangan berat bagi para pesaingnya.
Perlombaan Kecepatan: Tiongkok vs. Jepang
Peluncuran kereta maglev terbaru Tiongkok baru-baru ini menegaskan tekadnya untuk mengejar ketertinggalan dari Jepang di sektor kereta api cepat. Seri L0 Jepang, yang beroperasi secara komersial dengan kecepatan 311 mph (500 km/jam), telah lama menjadi tolok ukur kereta api cepat.
Namun, kereta maglev Tiongkok, yang dikembangkan oleh China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC), bertujuan untuk menutup kesenjangan ini. Dengan kecepatan hingga 373 mph (600/jam), kereta ini menjanjikan peningkatan konektivitas antara kota-kota besar Tiongkok seperti Beijing dan Shanghai, dengan waktu tempuh sekitar 2,5 hingga 3 jam dibandingkan dengan perjalanan empat jam saat ini.
Inovasi ini tidak hanya menantang keunggulan teknologi Jepang, tetapi juga menyoroti komitmen Tiongkok untuk memajukan infrastrukturnya. Pengembangan kereta maglev merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk memperluas jaringan kereta cepat Tiongkok, yang telah memiliki jalur kereta cepat terpanjang di dunia. Dengan kemajuan tersebut, Tiongkok siap mendefinisikan ulang masa depan perjalanan kereta api, bersaing ketat di kancah global.
Kolaborasi Teknologi: Koneksi Jerman
Pengembangan kereta maglev Tiongkok bukanlah upaya yang berdiri sendiri. Pengembangan ini melibatkan kolaborasi teknologi yang signifikan, terutama dengan Jerman. Proyek CRRC dilaporkan menggunakan teknologi Transrapid di bawah lisensi dari perusahaan Jerman, Thyssenkrupp.
Kolaborasi ini dimulai pada tahun 2016 ketika CRRC mengumumkan ambisinya untuk mengembangkan kereta maglev dengan kecepatan tertinggi 373 mph. Selanjutnya, sebuah nota kesepahaman ditandatangani pada tahun 2018 untuk kerja sama teknologi di bidang mobilitas pintar (smart mobility) dan teknologi magnetik.
Kemitraan ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi internasional dalam memajukan teknologi transportasi. Keterlibatan Thyssenkrupp tidak hanya menghadirkan teknologi magnetik mutakhir ke Tiongkok, tetapi juga memfasilitasi transfer keahlian dan inovasi. Kolaborasi semacam ini krusial untuk mendorong batasan-batasan yang mungkin dalam transportasi kereta api, sehingga Tiongkok dapat mencapai tujuan ambisiusnya dalam pengembangan kereta api berkecepatan tinggi.