Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Ahli AI AS Kembali dari Tiongkok Tercengang dengan Kemajuan Jaringan Listrik Tiongkok

16 Agustus 2025   18:42 Diperbarui: 16 Agustus 2025   18:42 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, menurut survei industri Deloitte, faktor pembatas yang jelas bagi pengembangan infrastruktur pusat data AS adalah tekanan pada jaringan listrik. Jaringan listrik perkotaan sangat lemah sehingga beberapa perusahaan membangun pembangkit listrik sendiri alih-alih mengandalkan jaringan yang sudah ada. Masyarakat semakin frustrasi dengan kenaikan tagihan energi -- di Ohio, tagihan listrik untuk rumah tangga pada umumnya telah meningkat setidaknya US$15 musim panas ini dari pusat data -- sementara perusahaan energi bersiap menghadapi perubahan besar akibat lonjakan permintaan.

Goldman Sachs membingkai krisis ini dengan sederhana: "Permintaan daya AI yang tak terpuaskan melampaui siklus pengembangan jaringan listrik selama satu dekade, sehingga menciptakan hambatan yang kritis."

Sumber: guancha.cn
Sumber: guancha.cn

Sementara itu, David Fishman, pakar pengamat kelistrikan Tiongkok yang telah bertahun-tahun memantau perkembangan energi mereka, mengatakan kepada Fortune bahwa di Tiongkok, listrik bahkan bukan masalah. Rata-rata, permintaan listrik Tiongkok meningkat lebih besar daripada seluruh konsumsi tahunan Jerman, setiap tahunnya. Seluruh provinsi pedesaan diselimuti panel surya atap, dengan satu provinsi yang menyamai seluruh pasokan listrik India.

"Para pembuat kebijakan AS seharusnya berharap Tiongkok tetap menjadi pesaing, bukan agresor," kata Fishman. "Karena saat ini mereka (AS) tidak dapat bersaing secara efektif di bidang infrastruktur energi."

Pasokan listrik Tiongkok kelebihan 

Tiongkok diam-diam telah mendominasi listrik. jelas Fishman, ini merupakan hasil dari pembangunan berlebihan dan investasi yang disengaja selama beberapa dekade di setiap lapisan sektor kelistrikan, mulai dari pembangkitan, transmisi, hingga energi nuklir generasi berikutnya.

Margin cadangan negara ini tidak pernah turun di bawah 80%--100% secara nasional, yang berarti negara ini secara konsisten mempertahankan setidaknya dua kali lipat kapasitas yang dibutuhkan, ujar Fishman. Mereka memiliki begitu banyak ruang yang tersedia sehingga alih-alih memandang pusat data AI sebagai ancaman terhadap stabilitas jaringan, Tiongkok justru memperlakukannya sebagai cara praktis untuk "menyerap kelebihan pasokan," tambahnya.

Tingkat bantalan (cushion) tersebut tidak terpikirkan di Amerika Serikat, di mana jaringan listrik regional biasanya beroperasi dengan margin cadangan 15% dan terkadang kurang, terutama saat cuaca ekstrem, ujar Fishman. Di tempat-tempat seperti California atau Texas, para pejabat sering mengeluarkan peringatan tentang kondisi bendera merah ketika permintaan diproyeksikan akan membebani sistem. Hal ini menyisakan sedikit ruang untuk menyerap peningkatan beban yang cepat yang dibutuhkan infrastruktur AI, imbuh Fishman.

Kesenjangan dalam kesiapan sangat mencolok: sementara AS sudah mengalami pertikaian politik dan ekonomi tentang apakah jaringan listrik mampu memenuhi kebutuhan, sedang Tiongkok sudah beroperasi dari posisi yang berlimpah.

Meskipun permintaan AI di Tiongkok tumbuh begitu cepat sehingga proyek-proyek energi terbarukan tidak dapat mengimbanginya, Fishman mengatakan, negara tersebut dapat memanfaatkan pembangkit listrik tenaga batu bara yang tidak beroperasi untuk menjembatani kesenjangan tersebut sekaligus membangun sumber daya yang lebih berkelanjutan. "Ini memang tidak disukai," akunya, "tetapi bisa dilakukan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun