DARPA (Defence Advanced Research Projects Agency) atau Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan, bertanggung jawab atas jet siluman dan GPS. Badan AS ini dikenal karena mengembangkan inovasi pertahanan terdepan di dunia. Namun, menurut laporan baru tersebut, Tiongkok telah melampauinya dalam hal sistem fluida, yang juga dikenal sebagai CRANE (Control of Revolutionary Aircraft with Novel Effectors/Pengendalian Pesawat Revolusioner dengan Efektor Baru).
Menurut sebuah makalah yang ditulis Profesor Luo Zhenbing dari Universitas Teknologi Pertahanan Nasional (NUDT/National University of Defence Technology) Tiongkok, program X-65 AS tertinggal beberapa tahun dari sistem operasional Tiongkok. Makalah yang diterbitkan dalam jurnal Acta Aeronautica et Astronautica Sinica bulan lalu itu menyatakan bahwa Tiongkok telah menguji pesawat CRANE pada tahun 2021, sementara AS masih menyusun konsep.
Sistem Tiongkok menggunakan teknologi DSJ, atau jet sintetis ganda. Teknologi ini menghasilkan denyut udara dengan menggetarkan pelat keramik di kompartemen sayap. Unit DSJ menggunakan dua ruang yang berdenyut secara bergantian, mengurangi tekanan dan mencegah kerusakan ini. Sementara itu, desain DARPA menggunakan ruang udara tunggal, yang rentan terhadap kerusakan.
Menurut NUDT, desain bilik ganda mencegah kerusakan akibat tekanan selama penyelaman (dives). Bahkan dapat digunakan di bawah air. Dengan menggunakan teknologi ini, pesawat nirawak yang dapat tenggelam dapat tiba-tiba muncul dari laut dan mulai terbang.
NUDT Tiongkok diduga melampaui DARPA
Selain unggul dalam jangka waktu pengembangan, Luo dan rekan-rekannya juga mengklaim teknologi Tiongkok memiliki aplikasi yang lebih luas daripada X-65 milik DARPA. Teknologi ini juga lebih hemat energi dan akan memiliki masa pakai operasional yang lebih lama.
Makalah Luo menyatakan bahwa unit DSJ bertahan tiga kali lebih lama dibanding unit sejenis di AS dengan penggunaan energi setengahnya.
Perlu dicatat, tentu saja, bahwa teknologi DARPA masih dalam tahap pengembangan awal. Ini berarti perbandingan antara kedua teknologi tersebut tidak akan mencerminkan model yang sudah jadi.
Drone pertama Tiongkok yang dikendalikan DSJ -- UAV sayap tetap (fixed winds) -- mulai terbang pada tahun 2021. Pada tahun 2023, teknisi NUDT mulai menguji drone sayap terbang yang dikendalikan DSJ. Sebaliknya, program X-65 DARPA masih dalam tahap konsep dan belum ada uji terbang yang dilakukan. Setidaknya demikian menurut informasi yang tersedia untuk umum.
Drone berekor besar AS, yang dirancang untuk memvalidasi kontrol fluida untuk pesawat tempur Next-Generation Air Dominance (NGAD) milik Angkatan Udara AS yang dirahasiakan, diharapkan akan melakukan penerbangan perdananya tahun ini.