Secara umum, perubahan nama ARJ21 menjadi C909 merupakan langkah strategis penting yang dilakukan COMAC dalam hal membangun merek, peningkatan teknologi, dan posisi pasar, yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing internasional COMAC dan mendorong pengembangan industri penerbangan sipil Tiongkok.
Tantangan yang dihadapi C929
C929 adalah pesawat penumpang berbadan lebar dan memiliki lorong ganda seperti yang telah disebutkan di atas. Pengguna utamanya adalah maskapai penerbangan besar yang mengoperasikan rute internasional yang biasa akan menjadi pembeli. Hanya ada segelintir maskapai produsen penerbangan besar di dunia, ditambah Airbus A350, Boeing 787, dan Boeing 777X yang akan segera diluncurkan ke pasaran (lihat tabel di bawah). Oleh karena itu, produksi C929 akan terbatas, karena jauh lebih sedikit dibandingkan permintaan pasar domestik yang besar akan C919.
Menghadapi persaingan yang begitu ketat, C929 harus berupaya memaksimal pada tiga aspek, yakni "keselamatan, kenyamanan, dan ekonomis". Saat ini dalam tahap desain awal, Tiongkok perlu mempertimbangkan berbagai persyaratan maskapai untuk kelas tempat duduk dan jangkauan, dan meluncurkan berbagai sub-model untuk menjadikan C929 serangkaian produk. Jika hanya ada "model dasar", beberapa pengguna akan hilang.
Ketika membahas komoditas, ada pertanyaan tentang laba atas investasi. Meskipun COMAC C929 merupakan proyek investasi nasional dan untuk kebutuhan pembangunan nasional.
Kita juga bisa mendapatkan gambaran kasar tentang situasinya dengan melihat bagaimana Boeing menghitung ekonominya. Boeing 787 adalah pesawat sipil pertama di dunia yang badan pesawat dan sayapnya terbuat dari bahan komposit serat karbon. Bahan kompositnya menyumbang 50% berat badan pesawat (Airbus A350 sebesar 53%). Total investasi dalam pengembangan B787 adalah US$23 miliar. B787 diluncurkan ke pasaran pada akhir tahun 2009 dan butuh waktu hingga sebelum pandemi agar seluruh investasi pulih setelah 1.000 pesawat dapat terjual.
Masalah pelik dan menyulitkankan yang dihadapi C929 adalah sertifikasi kelaikan udara. Saat ini di bidang pesawat sipil, jika model baru pesawat sipil ingin memasuki pasar internasional, mereka harus lulus sertifikasi kelaikan udara dari AS FAA atau (dan) EU EASA.
Meskipun pesawat regional pertama COMAC C909 (ARJ21) menjalani "tinjauan bayangan" FAA, hasil tinjauan memberinya dua "lampu merah". Pesawat tersebut kemudian menerima sertifikasi kelaikan udara dari Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok (CAAC).
C909 yang bersertifikasi dalam negeri Tiongkok hanya dapat dijual di dalam negeri atau masing-masing negara yang membelinya, dan praktik umum adalah otoritas kelaikan udara kedua negara berkonsultasi satu sama lain umtuk mengeluarkan kelaikan udara, dan kemudian mengirimkannya ke negara pembeli untuk operasi domestik.
Pesawat berbadan sempit lorong tunggal COMAC - C919, saat ini sedang menjalani sertifikasi dari otoritas kelaikan udara Uni Eropa EASA setelah memperoleh sertifikasi kelaikan udara dari Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok. Hasil sertifikasi masih belum diketahui. Oleh karena itu, pasar pemasaran C919 saat ini sama dengan C909 (ARJ21-700).