Hasil dari pertempuran ini adalah RRT membangun kendali efektif atas Kepulauan Xisha/Paracel.
ROC (Taiwan) menmpatkan militer di pulau terbesar, Taiping dan Zhongye, hingga tahun 1960-an.
Sejak 1950-an, negara-negara tetangga di Nansha/Spratly, termasuk Malaysia dan Filipina, telah merdeka. Negara-negara ini juga mulai mengambil alih beberapa Kepulauan Spratly yang dekat dengan wilayah mereka.
Pada Juli 1971, ketika topan besar datang, garnisun ROC yang ditempatkan di Pulau Zhongye untuk sementara dipindahkan ke Pulau Taiping yang lebih besar untuk menghindari topan.
Kemudian Filipina mengambil kesempatan untuk mengirim pasukan untuk mendarat di Pulau Zhongye dan mulai menegakkan kontrol de facto atas Pulau Zhongye.
Untuk waktu yang lama, RRC terlalu sibuk dengan berbagai gerakan politik di Tiongkok daratan, Revolusi Kebudayaan, dll., untuk terlibat di Kepulauan Xisha Spratly di LTS.
Selama ini Pulau Zhongye Menjadi Masalah Bagi RRT-Flilipina