Maka atas pertimbangan ini pesawat AS harus menyerah dan membatalkan terbang milintasi Selat Taiwan dan mengalihkan penerbangannya ke barat daya.
Berita konfrontasi sengit antara 19 jet  J-10 PLA, dengan 3 pesawat pembom  B-52H dan 3 pesawat tanker KC-135R pada 28 Februari lalu ini, hingga kini belum ada yang merilis berita apa pun dari PLA (Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok), demikian juga dari pihak AS.
Tapi menurut pengamat adalah normal bagi Tiongkok tidak merilis berita, karena Tiongkok seringkali selalu melakukan apa yang yang mereka lakukan dan tidak membicarakannya.
Namun, bagi AS jarang mengambil inisiatif untuk tidak  merilis berita, diperkirakan mungkin mereka benar-benar menemui masalah yang sulit, karena ini sungguh tidak hanya tidak menunjukkan keunggulan kekuatan mereka, tetapi juga bisa kehilangan muka dihalau oleh 19 jet  J-10 PLA. (namun akhirnya CNN menyiarkannya).
Saat ini, banyak pengamat ingin bertanya berapa banyak pesawat yang saat ini disiapkan PLA untuk operasi di Selat Taiwan?
Kali ini hanya J-10 yang mengangkasa, namun yang kita ketahui PLA sebenarnya masih punya J-16, J-20 dan pembom H-6, jadi bisa dilihat dari berita resmi pemerintahan Tiongkok yang belum terkonfirmasi secara resmi.
Maka di tenggara daratan Tiongkok, yang tampaknya merupakan daerah paling berbahaya, metodenya dapat diperkirakan akan sama. Jika AS berani datang ke Tiongkok daratan, mereka akan menggunakan senjata paling intensif untuk mengepung mereka dan menjepit mereka sampai mati. Mereka seharusnya akan kewalahan oleh keunggulan 3 banding 1, Â atau 6 banding 1 dalam pertempuran nyata.
Think tank RAND di AS pernah melakukan simulasi kekuatan militer Tiongkok, jika di masa depan ada gesekan antara Tiongkok danAS, dan diasumsikan kedua belah pihak tidak akan menggunakan senjata nuklir, menurut analisis RAND, cadangan rudal aktif Tiongkok adalah sekitar 5.000 rudal dengan bimbingan satelit nevigasi Beidou, rudal ini cukup untuk menyebabkan kerusakan berat pada pesawat tempur dan kapal perang AS yang menyerang.
Tapi kira-kira bagaimana Tiongkok menangkalnya?Â