Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menyoroti Krisis Rantai Pasokan Barang Konsumsi AS Saat Ini

9 November 2021   19:40 Diperbarui: 9 November 2021   19:49 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah Benar Tiongkok Mengurangi Ekspor ke AS?

Mari kita bicara dengan data yang bisa terbaca. Menurut statistik Administrasi Umum Pabeanan Tiongkok, total ekspor Tiongkok mencapai RMB 9,85 triliun yuan pada paruh pertama tahun 2021, meningkat 23,8% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019 sebelum pandemi, dan ekspor ke AS terus berkembang.

Total volume ekspor ke AS pada September meningkat 15,04% dibandingkan Agustus, sehingga krisis rantai pasokan di AS tidak disebabkan karena pasokan barang dari Tiongkok yang berkurang.

Politisi AS mungkin seharusnya menempatkan pandangan mereka kembali ke domestik AS dan merenungkan penerbitan mata uang Fed yang berlebihan. Faktanya, over-issue mata uang adalah metode AS untuk menanggapi krisis ekonomi. Sejumlah besar mata uang tambahan telah memanfaatkan hegemoni dolar AS untuk membeli produk nyata dari negara lain dengan uang kertas, dan melempar tekanan inflasi ke dunia.

Menurut pengamatan, sejak merebaknya pandemi Covid-19, telah terjadi fenomena aneh di AS. Kali ini, kegiatan produksi terhenti, tetapi pasar saham melonjak. Kekayaan 1% orang terkaya di AS meningkat penghasilannya sebesar lebih dari 6,5 triliun dolar AS.

Di sisi lain, kebijakan stimulus konsumsi yang diterapkan AS selama pandemi tidak hanya secara langsung menyuntikkan dolar AS ke rekening semua warga negara AS, tetapi juga memberikan sejumlah besar uang bantuan kepada para penganggur.

Banyak orang Amerika mendapati bahwa mereka menerima lebih banyak tunjangan selama pengangguran daripada ketika mereka sedang aktif bekerja di tempat kerja, yang menambah kekayaan $1,2 triliun lagi untuk 90% orang Amerika. Angka-angka ini diciptakan dari udara tipis telah membuat melambungnya keinginan orang Amerika untuk konsumsi.  

Fenomena aneh lain di AS di masa pandemi adalah bahwa tingkat pengangguran tetap tinggi, tetapi berbagai industri telah mengalami kekurangan tenaga kerja dari berbagai tingkat.

Dalam industri perdagangan dan transportasi yang intensitas kerjanya relatif tinggi, fenomena ini lebih parah lagi. Menurut data dari Departemen Tenaga Kerja AS, 4,3 juta orang Amerika memilih untuk mengundurkan diri pada bulan Agustus, nilai tertinggi sejak statistik, termasuk banyak dari pekerja terminal pelabuhan laut dan pengemudi truk.

Apa yang menyebabkan di AS kekuarangan angkatan kerja? Di satu sisi, ekonomi memang buruk, dan semua perusahaan merumahkan karyawan. Di sisi lain, manfaat yang diberikan Biden kepada rakyat Amerika sangat baik. Orang-orang ini tidak mau bekerja setelah melakukan perhitungan pemasukan dari stimulus yang diterima dari pemerintah.

Agaknya Biden menyesalinya sekarang, dan dia tidak akan "membagi-bagi uang" kepada mereka jika dia mengetahui hal ini. Setelah wabah pandemi di AS merebak pada Maret tahun lalu, AS awalnya ingin menunjukkan keunggulannya sebagai negara paling kuat di dunia, dan mulai membagi-bagikan uang kepada rakyatnya untuk menunjukkan ke dunia hebatnya "negara kaya AS".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun