Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

"Secure Equipment Act of 2021" Lanjutan dari Perang Dagang dan Iptek AS-Tiongkok

7 November 2021   18:00 Diperbarui: 8 November 2021   03:18 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan menggunakan trik yang sama melawan Huawei dan ZTE, AS bersamaan memberlakukan "sanksi" pada 59 perusahaan Tiongkok. Baca:

Sanksi Baru Biden-AS Terhadap 59 Perusahaan Tiongkok

https://www.kompasiana.com/makenyok/60bf4aa18ede482b116e2302/sanksi-baru-biden-as-terhadap-59-perusahaan-tiongkok

Perusahaan-perusahaan yang terkena sanksi ini, termasuk yang terbaik dan paling menonjol di Tiongkok, mereka juga merupakan perusahaan raksasa teratas dan tercanggih dalam rantai industri.

Andaikata perusahaan-perusahaan ini semua jatuh. Maka Tiongkok akan kehilangan setidaknya lebih dari sepuluh tahun, untuk seluruh rantai industrinya untuk ditingkatkan.

Jika seluruh rantai industri gagal ditingkatkan, maka peningkatan manufaktur di Tiongkok benar-benar gagal. Maka Tiongkok akan kehilangan masa depan, dan akan sulit bagi generasi berikutnya di Tiongkok untuk menemukan pekerjaan bergaji tinggi. Berakibat kebanyakan anak-anak muda generasi berikutnya, ketika mereka dewasa, hanya bisa mendapatkan gaji dan upah yang tidak seberapa dan menderita.

Banyak orang selalu memandang rendah manufaktur, berpikir bahwa manufaktur adalah kuli dan tenaga kerja murah; pendapat ini sebenarnya salah.

Faktanya, manufaktur adalah pembawa kemajuan iptek terbesar, dan iptek dan manufaktur saling melengkapi.

Secanggih apapun ipteknya, dibutuhkan teknologi manufaktur yang kuat untuk menghasilkan barang dan benda, sehingga meningkatkan nilai dan menciptakan nilai tambah yang lebih besar.  Seperti chip, seperti notebook papan atas, ponsel, dan sebagainya.

Jika suatu negara kehilangan industri manufaktur, atau tingkat manufaktur tidak cukup, misalnya, tidak dapat memproduksi chip, mobil, komputer, ponsel, dan komoditas bernilai tinggi lainnya. Dan itu hanya dapat menghasilkan industri berteknologi rendah seperti pakaian dan kebutuhan sehari-hari.

Dalam periode waktu yang sama, harga barang dan komoditas yang diproduksi oleh rakyat hanya sepersepuluh, atau bahkan sepuluh persepuluh dari barang-barang bernilai tinggi. Dan jika masyarakat kita hanya bisa memproduksi komoditi yang harganya murah, tentu akan sulit mendapatkan gaji yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun